Untuk harga kopi ditingkat petani lokal memang diakui Eka sudah lumayan bagus. Saat ini juga ikut naik karena dipengaruh harga kopi dunia.
“Sekarang Rp 55 ribu hingga Rp 60 ribu. Sementara sebelumnya harga jual kopi lokal kita masih sangat rendah hanya dikisaran Rp 25 ribu perkilogram. Petani lokal biasanya jual sudajh dalam bentuk biji kering. Untuk konsumen ya tidak ada batasan, balik lagi ke petani mereka mau jual ke mana,” jelasnya.
Jenis kopi lokal petani Kota Lubuklinggau lanjutnya dominan kopi jenis robusta.
“Itu karena kita dataran rendah. Sejauh ini mayoritas petani kita jual biji kering. Panennya saat ini cukup bagus dan sepengetahuan kami tak ada kendaladi petani kopi kita,” tegasnya.
BACA JUGA:Kabar Gembira, Beasiswa Kelapa Sawit dari Kementerian Pertanian Target 60 Orang untuk Musi Rawas
Ditahun 2025 melihat trend harga kopi cukup tinggi, mereka sudah usulkan ke Kwmwnterian program peremajaan perkebunan kopi.
“Karena kita lihat dilapangan saat kita keliling ke petani kopi kita, ada beberapa kebun kopi milik petani yang sudah tua. Makanya jika ada program peremajaan atau iatilahnya tanam sambung maka kwbun kopinya bisa maksimal lagi hasil produksinya,” tegasnya. (*)