Sebagian santri MTs dan MA Mazro’illah yang tampil dalam Malam Mahakarya, Ahad 19 Mei 2024.-Foto : Dokumen -Ponpes Mazro’illah Lubuklinggau
Mazro’illah berusaha memperbaiki, meningkatkan dan mengembangkan program dalam rangka memberikan layanan pembinaan pada anak-anak semuanya.
Bagaimanapun, kata Ustadz Budi, perkembangan IPTEK jadi tantangan dan peluang untuk mengembangkan pola pembinaan dan pembelajaran di Pesantren Mazro’illah.
Penampilan para santri MTs dan MA Mazro’illah dalam Malam Mahakarya, Ahad 19 Mei 2024.-Foto : Dokumen -Ponpes Mazro’illah Lubuklinggau
BACA JUGA:Murid SDTQ Mazro'illah Lubuklinggau Dibiasakan Berpedoman pada Alquran
Oleh karena itu, salah satu inovasi yang dilakukan Mazro’illah dengan membuat kerjasama Metode Al-Miftah sehingga santri bisa cepat membaca Kitab Kuning.
Mazroi’llah berusaha menjadi solusi dibidang pendidikan.
Bahkan Ponpes Mazroillah ini bukan hanya menaungi SDTQ Mazroillah, MTs Mazro’illah maupun MA Mazro’illah di Lubuklinggau.
Pondok Pesantren Mazro’illah telah membuka Mazro’illah 2 di Desa G 1 Mataram Tugumulyo Musi Rawas, dan ini sudah berjalan dua tahun.
Para santri MTs dan MA Mazro’illah Lubuklinggau meraih penghargaan dan foto bersama dengan Kakak Guru KH Moch Atiq Fahmi, Lc didampingi istri.-Foto : Dokumen -Ponpes Mazro’illah Lubuklinggau
BACA JUGA:Pramuka SDTQ Mazro’illah Lubuklinggau Borong Piala Pramansa Expo 5
“Abah Haji berharap dengan hadirnya Mazro’illah di Lubuklinggau dan Musi Rawas bisa jadi solusi untuk semua harapan masyarakat. Khususnya bagi orang tua yang ingin anaknya mendalami hafalan Al-Quran, ilmu agama, juga dapat pendidikan formal. Ada juga orang tua yang ingin anaknya bisa belajar di pesantren tapi tidak mondok. Maka di Mazroillah ada program Santri Muntasib (tidak mondok). Sementara di Desa G1 Mataram Mazro’illah memiliki 3 program, pertama Madrasah Diniyah Takmiliyyah (mempelajari Al-Quran dan Ilmu Agama), kedua Program TaTa Al Qur'an (Tahfidz dan Tarjim Al-Quran) program kaderisasi ulama untuk putra/putri dengan titik tekan menghapal Al Qur'an dan mendalami kitab kuning. Ketiga, khusus putri yang tujuan utama menuntaskan hafalan Al-Quran 30 juz ( mempelajari tahfidz dan Bahasa Arab).
“Semuanya ini diberikan sebagai langkah yang dilakukan Abah Haji KH Syaiful Hadi Maafi untuk memberikan jawaban sekaligus solusi bagi masyarakat. Dan semua lembaga ini, saat ini tengah menerima santri baru,” tuturnya.
Perwakilan orang tua santri MTs/MA Mazro’illah Lubuklinggau Bapak Irvan Kurniawan, S.Pd.I asal Tasikmalaya Jawa Barat mengungkapkan rasa harunya, kedua buah hatinya bisa dididik di Mazro’illah.
“Kami yakin dan percaya bahwa Ponpes adalah basis terakhir yang intens dalam menanamkan nilai tauhid, akhlak dan budi pekerti. Kami sepakat dengan konsep pendidikan yang Mazro’illah terapkan untuk putra putri kami. Kami mendoakan semoga Allah SWT berikan kesehatan, keistiqomahan, karena kami sadar untuk memberikan pelajaran di Ponpes secara intens 24 jam itu tidak mudah. Tapi Alhamdulillah Ponpes Mazro’illah khususnya sudah melahirkan ratusan santri secara konsisten setiap tahun. Dan kamis sangat yakin hanya dengan ponpeslah anak-anak kami punya benteng keimanan dan punya filter menghadapi pengaruh jaman yang banyak negatifnya,” tutur Irwan.
Pendiri Ponpes Mazro’illah Lubuklinggau Abah Dr (Hc) KH Syaiful Hadi Maafi, BA dan tamu undangan foto bersama santri MTs Mazro’illah Lubuklinggau yang hafidz Al-Quran.-Foto : Dokumen -Ponpes Mazro’illah Lubuklinggau