“Bermula dari proses yang kecil karena segalanya, sejatinya dimulai dari niat yang tulus untuk memulai satu proses kebaikan, bahwa Pemilu adalah tanggungjawab bersama seluruh stakeholder yang harus dimulai dari proses yang paling dasar. Sebagai politisi berlatang belakang Akademisi saya wajib memberikan pendidikan politik buat masyarakat, bukan sekadar hanya mau mencalonkan diri tanpa ide dan gagasan tentu dengan kapasitas dedikasi kepemimpinan yang terarah. Sebagaimana hakikat Pemilu adalah untuk memilih pemimpin yang amanah dan jujur sekaligus memiliki kemampuan dan profesionalisme sehingga pemimpin yang amanah juga harus lahir dari pemilih atau rakyat yang jujur dan amanah. Baik pemilih maupun yang dipilih serta pelaksana pada akhirnya harus tunduk dan mengikuti paradigma agama, paradigma hukum dan paradigma budaya agar semuanya berjalan secara seimbang tanpa saling menyakiti,” papar Hermansyah sembari menambahkan, beralasan para mereka saja sosialisasi mencalonkan diri yang saya kenal betul maka saya percaya diri dan siap menjemput takdir.
“Prinsip ‘sanggup dipimpin dan siap memimpin’ merupakan nilai yang penting dalam pengembangan karakter yang pernah ditanamkan pada kami mentalitas santri. Mengajarkan pentingnya memiliki jiwa kepemimpinan dan ketaatan. Soal jadi dengan itu fleksibel dalm politik,” tegasnya.
Lantas, apakah Hermansyah siap nyalon Bupati atau Wakil Bupati?
“Kondisional saja. Yang penting konsep ide dan gagasan kepemimpinan tersalurkan pada muaranya. Tentang komunikasi politik untuk berpasangan, sampai kini masih datar dan normatif dan biarlah mengalir tudak harus memaksa diri, sebab waktu masih Panjang,” tegas Hermansyah.
BACA JUGA:PKS Yakin Dapat 5 Kursi DPRD Kabupaten Musi Rawas
Lantas apa sebenarnya misi yang akan diperjuangkan Hermansyah Syamsiar Anggota DPRD Kabupaten Muratara ini dalam Pilkada 2024?
“Falsafah Dasar Perjuangan, serta ide dan gagasan dalam sebuah blue print Platform Kebijakan Pembangunan Musi Rawas Utara Adil Makmur dan sejahtera bermasa depan, sekarang lagi penyempurnaan Buku 100 halaman tentang itu dengan ringkasan eskutifnya dari 100 halaman menjadi 20 halaman agar mudah dipahami publik siap dilounching dan disharing serta didiskusikan bersama steke holder dan tokoh untuk uji publik serta menrima masukan. Tahapan sosialisainya akan kita sampai formulasinya sillaturrahim door to door dan diundang langsung dalam sebuah forum pada tokoh politik/ partai, tokoh masyarakay, tokoh pemuda, para ahli Guru besar di kampus-kampus (Profesor dan Doktor), juga lintas organisasi mahasiswa.(*)