MUSI RAWAS, KORANLINGGAUPOS.ID - Dari keuletannya dalam menjalankan usaha di bidang pertanian membuat Gutomo warga Desa Jambu Rejo Kecamatan Sumber Harta Kabupaten Musi Rawas, Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) ini sukses menjadi seorang petani Cabai.
Dengan dukungan keluarga serta mempunyai lahan membuat Gutomo menjadi bersemangat untuk membuka usaha sampingan yakni menjadi petani cabai. Disela-sela rutinitasnya sebagai seorang guru di salah satu SMAN yang ada di Kecamatan Tugumulyo.
Saat di wawancarai KORANLINGGAUPOS.ID, Senin 11 juni 2024, Gutomo menyampaikan jika dirinya itu mulai membuka usaha sampingan yakni berkebun cabai itu pada tahun 2019 silam.
Setelah mencoba dan ada hasilnya, membuat dirinya terus menekuni usaha bertani cabai ini.
BACA JUGA:Petani di Desa L Sidoharjo Musi Rawas Terpaksa Panen Padi Lebih Awal Karena Diserangan Hama Tikus
“Saya ini terlahir sebagai petani sehingga membuat saya tidak kaget lagi di dunia pertanian seperti ini. Ditambah saya ada sedikit lahan maka dengan dasar itulah saya mencoba menanam cabai di lahan yang ada,” akunya.
Untuk lahannya ada di Desa Jambu Rejo, dengan luas lahan seperempat hektar. Gutomo menanam berhasil menanam tanaman cabai kurang lebih sebanyak 4.000 batang cabai.
Dengan jumlah tanaman 4.000 batang cabai itu jika pada musim panen yang lalu Gutomo mendapatkan hasil sekitar 3,2 ton cabai.
"Alhamdulilah waktu panen itu saya mendapat harga yang tinggi, yakni perkilonya itu untuk harga di tingkat petani saya jual kemaren itu Rp 43.00 per Kg," ceritanya.
BACA JUGA:Bupati Musi Rawas Hj Ratna Machmud Terima Penghargaan Dari PWI Sumsel 2024
Gutomo menjelaskan dirinya ke kebun setelah pulang mengajat.
"Jiika hari minggu dan libur sekolah saya dari pagi berada di kebun cabai. Bertani cabai ini memerlukan perawatan, apa lagi di musim seperti saat ini, yang berubah-ubah," ungkapnya.
Selanjutnya jika tanaman cabai lagi berbuah itu juga harus dijaga, karena perna waktu itu harga cabai lagi mahal cabai milik Gotomo itu perna dicuri oleh orang.
Sehingga membuat batang cabai tersebut menjadi rusak, karena mereka mengambilnya itu dengan cara dipatahkan dahan batang cabainya.