Sering Membentak Anak Dampaknya Bahaya Banget, Begini Solusinya Menurut Dr Aisah Dahlan

Rabu 19 Jun 2024 - 11:45 WIB
Reporter : SULIS
Editor : SULIS

KORANLINGGAUPOS.ID - Hai Bunda. Apa kabar? Kita-kita yang sudah dewasa, apakah masih ingat bagaimana pengalaman waktu kecil dulu?

Pengalaman saat sakit, pengalaman saat dimarah orang tua, pengalaman saat sangat bahagia dan sebagainya, kadang masih terekam jelas dalam ingatan kita hingga dewasa.

Lalu bagaimana dengan pengalaman saat dimarah Ayah Ibu? Tak sedikit situasi ini menjadi pemicu timbulnya ‘Luka Masa Kecil’ yang sulit disembuhkan dan cenderung mengganggu. Alhasil, hal tersebut membentuk ‘dinding’ yang kuat hingga hubungan anak dan orang tuanya kadang tak seharmonis yang seharusnya.

BACA JUGA:Tips Psikolog, 5 Cara Menghadapi Anak Tantrum yang Membuat Parents Kewalahan

Semoga kita sebagai orang tua bisa mencegah hal itu sehingga anak-anak kita tumbuh dengan jiwa yang baik dan tak ada ‘luka’ dalam hatinya hingga ia tumbuh jadi manusia dewasa yang berhati baik.

Dr Aisah Dahlan, CMHt,CM.NLP saat diundang Artis Nikita Willy dalam Podcast Moms Corner pada YouTube Nikita Willy Official menjelaskan, sebenarnya watak manusia sudah terbentuk sejak dari dalam rahim. 

“Sejak anak lahir pun, kita bisa lihat dia (anak,red) sebenernya wataknya ekstrovet, ambivet, atau introvert. Karena watak itu genetic. Dari rahim ada bentukannya,” tutur dr Aisah.

BACA JUGA:Era Digital Orang Tua Harus Didik Anak Sesuai Zaman, Ini Akibatnya

Nanti dalam pertumbuhannya watak diukir salah satunya oleh lingkungan.

“Kayu, besi, dan batu itu watak. Kita mau bikin dia jadi meja bundar atau kursi yang kokoh nah itu lingkungan yang membentuknya,” tutur dr Aisah.

Perkembangan watak tergantung dengan sel saraf otak (Neuron).

BACA JUGA:Bentuk Citra Diri Positif Anak, TK Alam dan TK Mardhotillah Lubuklinggau Gelar Akhirussanah dan Pentas Seni

“Sejak lahir kita dianugerahi Allah SWT sekitar 100 Miliar neuron. 1 Neuron kerjanya ibarat 1 laptop merangkum ajaran, arahan, contoh dan hal-hal yang terjadi di sekelilingnya. 

Kita orang tua maunya pasti ngajarin yang baik sama anak. Namun kadang hal negatif pun tak dapat dihindari. Yang perlu jadi catatan adalah kalau peristiwa yang ditangkap anak itu positif maka jenis lem yang mengalir di neuron ini positif. Namun kalau peristiwa yang ditangkap anak ini negative, maka jenis lem yang mengalir nuansa negatif,” tutur dr Aisah.

Apalagi yang ekstrem, kata dr Aisah, otak manusia sangat mudah mengingat sesatu yang ‘sangat’.

Kategori :