Pentingnya Refleksi Emosi Anak dalam Membangun Hubungan Sehat Perspektif Psikolog Klinis
Psikolog Klinis, Khabibah Solikhah, M. Psi - Foto : Dok. TikTok Parenting Hebat-
LUBUK LINGGAU, LINGGAUPOS.BACAKORAN.CO - Dalam kehidupan sehari-hari, anak-anak sering menghadapi situasi baru yang memunculkan beragam emosi.
Misalnya, ketika mereka diajak berjalan-jalan dan bertemu orang baru, ada kalanya mereka menolak untuk bersalaman atau menunjukkan perilaku yang berbeda dibandingkan saat berada di rumah.
Menurut Psikolog Klinis Khabibah Solikhah, M. Psi, hal ini bukanlah tanda ketidaksopanan, melainkan ekspresi emosi yang perlu dipahami oleh orang dewasa.
Khabibah menekankan bahwa orang tua maupun pendidik perlu melakukan refleksi emosi terhadap apa yang dirasakan anak. Jika anak tampak marah, sedih, atau tidak nyaman, orang dewasa sebaiknya mengakui perasaan tersebut dengan kalimat sederhana seperti: “Kamu lagi merasa sedih, ya?”. Dengan cara ini, anak belajar mengenali dan menyadari perasaannya sendiri.
BACA JUGA:Video Viral Ricuh PS Lubuk Linggau dan PS Palembang, Luapan Emosi Menit Terakhir
BACA JUGA:Macam-Macam Emosi pada Manusia dan Cara Mengelolanya
Refleksi emosi bukan sekadar respons verbal, melainkan bentuk validasi yang membuat anak merasa dihargai. Ketika emosi anak diterima tanpa penolakan, mereka akan lebih terbuka untuk mengomunikasikan apa yang mereka rasakan.
Menurut Khabibah, anak-anak yang merasa didengar dan dimengerti dalam hal emosi cenderung lebih mudah berkomunikasi secara terbuka, mengembangkan kemampuan empati terhadap orang lain serta memiliki kepercayaan diri dalam mengekspresikan pikiran dan perasaan.
Hal ini menjadi fondasi penting dalam membangun hubungan sehat antara anak dan orang dewasa, baik di lingkungan keluarga maupun sekolah.
Khabibah menambahkan, ketika anak terbiasa mengungkapkan emosi dengan aman, potensi konflik dapat berkurang. Anak tidak lagi merasa harus melawan atau menutup diri, karena mereka tahu bahwa orang dewasa akan mendengarkan tanpa menghakimi.
BACA JUGA:Jebakan Keputusan Salah: Cara Mengatasi Bias Kognitif dan Emosi Keterbatasan Pribadi
BACA JUGA:Membimbing Emosi Anak: Rahasia Mengatasi Tantrum Sejak Usia Dini
Komunikasi yang efektif ini menciptakan suasana harmonis, di mana anak dan orang tua saling memahami.
Dari perspektif Psikolog Klinis Khabibah Solikhah, M. Psi, menerima dan merefleksikan emosi anak adalah langkah krusial dalam mendukung tumbuh kembang mereka.