Kedua, sering berkomunikasi secara terbuka dan penuh empati dengan anak. Semakin sering orang tua berbicara dengan anaknya, maka semakin besar pula kesempatan anak untuk menceritakan pengalaman menyenangkan dan tidak menyenangkan di sekolah atau saat bersama teman-temannya.
Saat mereka memberi tahu Anda bahwa mereka ditindas, dengarkan dengan penuh empati. Dengan cara ini, mereka akan bercerita secara terbuka karena merasa “bisa memahami perasaannya” sehingga anak merasa dilindungi oleh orang tuanya, bukan disalahkan atau diabaikan.
BACA JUGA:Bangun Kesiapan Mental Pra Menikah Agar Rumah Tangga Harmonis, Catin Harus Tahu Ini
Ketiga, jadilah role model atau teladan bagi anak. Apa yang dilihat, didengar atau dialami anak di rumah akan menjadi acuannya dalam berinteraksi dengan temannya. Orang tua (ayah dan ibu) merupakan teladan pertama dan utama bagi anak.
Oleh karena itu, berkatalah dan bersikaplah yang baik agar anak juga menjadi teladan dalam kebaikan tersebut.
Jika orang tua mendidik anaknya dengan kasar, menggunakan bentuk-bentuk hukuman fisik, atau menunjukkan orangtuanya sedang bertengkar, anak bisa meniru tindakan tersebut dan menerapkannya pada teman-temannya di sekolah. (*)