Setelah itu anak mulai mampu menyusun balok dengan berbagai variasi, membuat pola, dan belajar membuat bangunan yang seimbang.
Kemudian pada tahap akhir, anak menggunakan balok-balok dan membuat bangunan sesuai dengan lingkungan sekitar.
Misalnya saja membangun rumah, sekolah, jalan, istal, rumah sakit dan bangunan lainnya yang pernah dilihat oleh anak-anak.
Pada tahap awal membangun balok penyusun, seorang anak hanya menggunakan balok dalam jumlah terbatas dan menggunakan ruang yang terbatas.
BACA JUGA:Atlet SD Al Furqon Lubuklinggau Serius Latihan Hadapi O2SN 2024
Namun setelah kemampuannya berkembang, ia mampu melakukan elaborasi berupa bangunan yang dibuatnya.
Jadi pada tahap lanjut bermain balok, seorang anak dapat menggunakan balok yang jumlahnya lebih banyak dan ruang yang lebih luas.
Sementara itu, guru mengenalkan balok dengan menempatkan atau menyimpan balok sedemikian rupa sehingga mengelompokkannya berdasarkan ukuran, bentuk, atau warna.
Tak hanya itu, guru juga memiasakan anak untuk meletakkan kembali balok-balok tersebut setelah mereka selesai memainkannya.
BACA JUGA:SMP Al-Furqon Lubuklinggau Punya Banyak Keunggulan
Guru dapat menyampaikan hal-hal tersebut sebelum bermain kembali, termasuk menjelaskan aturan bermain balok.
“Jika anak kecil bermain balok, guru harus memberikan contoh cara menyusun balok atau membuat jembatan. Kemudian biarkan anak membangun imajinasinya melalui permainan balok,” jelasnya.
Balok angka ini berpengaruh dalam mengenalkan berbagai macam angka kepada anak usia dini dengan menggunakan balok dan anak dapat menyusun balok-balok tersebut menjadi rangkaian angka sesuai dengan petunjuk orang tua kepada anak usia dini.(*)