Permasalahan tersebut akan dilaporkan Dinas Tanaman Pangan Holtikutura dan Peternakan (DTPHP) Kabupaten Musi Rawas kepada tehnisi pihak yang menyalurkan bantuan.
"Itu masih tanggungjawab penyalur," ucapnya.
Setelah menerima bantuan pompa rencana kedepannya setelah panen jagung pada akhir bulan Agustus 2024 nanti mereka akan memperbaki lahan yang selama ini ditanam jagung.
"Sekarang di lahan kami masih ada tanaman jagung. Setelah penen nanti kita baru akan mengolah lahan. Kemudian kembali akan tanam padi. Semoga berhasil tidak ada kendala," ungkapnya.
Menurut Nasiun untuk mengaliri sawah mereka mengambil air dari Sungai Lesing yang airnya itu dari pembungan dari kolam air deras.
BACA JUGA:hari Bhayangkara ke-78, Polsek BTS Ulu Dapat Suprise dari Pos Ramil
Menurutnya lokasi Sungai Lesing ke sawah mereka cukup jauh jaraknya sekitar 300 meter. Sementara pipa yang dibantu bersamaan dengan pompa air panjangnya hanya 20 meter.
Sehingga mereka harus membeli pipa lagi. Namun mereka belum memutuskan membeli pipa atau membuat siring.
"Kita akan melihat keuangan dulu. apakah kita beli pipa atau alternatifnya buat saluran mengarah ke sawah. Nanti akan kita uji coba dulu. Semoga berhasil tidak ada kendala," jelasnya.
Nasiun mengaku sanagt berharap bisa kembali tanam padi karena mereka berlaih tanah jagungh karena terpaksa. Pasalnya tanam jagung biaya operasionalnya sanmgat besar.
BACA JUGA:3 Poktan Dapat Bantuan Pompa dari Kementan
Nasiun menyebut untuk satu kali musim tanam dari beli bibit, pupuk, upah panen, upah angkut totalnya mencapai Rp 7 juta lebih.
"Itu belum termasuk perawatan yang tidak kami hitung," paparnya.
Sementara itu harga jagung tidak menentu. "Saat ini sedang murah hitung-hitung rugi," ungkapnya.
Dengan adanya bantuan pompa ada harapan baru bagi mereka untuk kembali tanam padi. "Tanam padi biaya produksi tidak terlalu besar dan perawatannya juga tidak serumit jagung," tambahnya.
BACA JUGA:Petani Alpukat Desa Tamba Asri Berbagi Tips Atasi Serangan Hama