“Selama studi, banyak kendala kita alami. Ada yang kebanjiran, susah signal, listrik padam, listrik tidak prima, bahkan kita-kita ini sadar diri sudah tua-tua kadang nyambung kadang tidak. Tapi tetap semangat. Beruntungnya guru pamong dan dosen kita sabar. Berkat persiapan Universitas PGRI Silampari yang optimal dalam menyelenggarakan PPG ini, kita bisa sampai ke titik yang membahagiakan ini,” tuturnya.
Berkat kuliah PPG, kata Ferdian, kita yang dulu tidak tahu menahu tentang editing video dan buat PPT, dengan bimbingan bapak ibu dosen dan guru pamong, alhamdulillah kini bisa.
“Guru ini adalah pekerjaan yang tidak mudah. Tapi sangat mulia. Ketika kita ikhlas menunaikannya, mengalir pahala jariyah yang tak akan pernah putus. Dan kita sudah pada level guru profesional. Maka mari kita pantaskan diri kita pada level tersebut. Jangan sampai proses yang kita lalui 3 bulan lalu menguap begitu saja, dengan tidak berhenti belajar. Karena jika kita sampai berhenti belajar, maka kita pantas berhenti mengajar,” ungkapnya.
Ferdian menuturkan, metode mengajar anak-anak saat ini sudah sangat berkembang.
BACA JUGA:Selamat, Dosen Universitas PGRI Silampari Lulus S3 Tepat Waktu
“Kita harus menyiapkan diri dengan kemampuan IT yang bagus, dengan pengetahuan terkini. Agar kita bisa melahirkan generasi-generasi hebat untuk Indonesia,” ajaknya.
Di akhir, Ferdian dan mahasiswa PPG mengaku bangga jadi bagian dari Universitas PGRI Silampari.
“Semoga UNPARI selalu melahirkan guru-guru profesional yang jauh lebih baik. Maju terus Unpari Kebanggaan kita semua, UNPARI kebanggaan Indonesia,” tuturnya.(*)