KORANLINGGAUPOS.ID - Tempoyak merupakan makanan khas etnis melayu di pulau sumatera yang terbuat dari proses fermentasi buah durian.
Tempoyak sendiri merupakan hasil fermentasi durian yang dikemas dalam daun pisang. Sambal tempoyak biasanya disajikan sebagai pelengkap masakan ikan atau sayur.
Berdasarkan Jurnal Teknologi dan Industri Hasil Pertanian yang ditulis N. Yuliana, tempoyak diketahui pernah menjadi bahan pelengkap masakan di Sumatera Selatan, Lampung, Jambi, Bengkulu, dan Kalimantan.
BACA JUGA:Maknyus! 6 Cara Bikin Resep Ikan Nila Sambal Kemangi, Pedasnya Menggoyang Lidah
Penyebaran makanan ini ke beberapa lokasi terjadi akibat adanya jalur perdagangan masyarakat Melayu pada abad ke-14 oleh Kerajaan Melayu yang berlokasi di Jambi.
Olahan tempoyak di beberapa daerah mempunyai ciri khas yang berbeda-beda. Di Palembang misalnya, tempoyak diolah menjadi bumbu daging ayam, sambal tempoyak, dan semur ikan.
Kemudian di Jambi, tempoyak diolah menjadi campuran ikan lele dan baung. Sementara di Bengkulu membuat campuran udang tempoyak, dan di Lampung diolah menjadi sambal atau rujak.
Makanan ini biasanya dikonsumsi sebagai sambal, bumbu masakan, dan sebagai bahan pelengkap masakan.
Sambal ini terbuat dari campuran tempoyak, cabai, bawang merah, dan bawang putih yang digiling hingga menjadi pasta halus.
Ini resep memasak sambal tempoyak dikutip KORANLINGGAUPOS.ID dari sasa.co.id seperti di bawah ini!
Bahan tempoyak antara lain, buah durian matang, dan garam secukupnya.
Cara membuat tempoyak: ambil daging durian dan masukkan ke dalam wadah yang diberi garam, lalu tutup rapat. Diamkan selama seminggu, lalu buka wadahnya dan aduk rata.
Bahan-bahan untuk membuat sambal antara lain, tempoyak secukupnya, 4 cabai merah besar, cabai rawit sesuai selera, 4 bawang merah, 2 siung bawang putih, gula pasir secukupnya, minyak goreng secukupnya untuk menggoreng, sasa MSG secukupnya.