LUBUKLINGGAU, LINGGAUPOS.BACAKORAN.CO – Ada catatan tersendiri berkenaan dengan Hari Guru Nasional (HGN) yang jatuh pada Sabtu 25 November 2023 kemarin.
Direktur Pascasarjana Institut Agama Islam (IAI) Al Azhaar Lubuklinggau Dr. Zuhri saat diwawancara Harian Pagi Linggau Pos Ahad 26 November 2023 menuturkan, tantangan guru saat ini semakin kompleks.
“Bukan hanya tentang moralitas siswa. Namun guru juga harus memperbaiki/meningkatkan profesionalitas/menambah kompetensi,” tuturnya.
Kenapa?
“Karena sekarang ini, kita semua menyadari tak ada aktivitas yang terlepas dari teknologi. Makanya guru ngga boleh gaptek. Ngga boleh malas belajar,” terangnya.
BACA JUGA:Hari Guru Nasional, Guru Asal Lubuklinggau Dirampok di Musi Rawas
Sebagaimana konteks Islam sebenarnya, kata Dr Zuhri, Islam menjelaskan konsep mendidik bahwa ‘Ajarkan anakmu sesuai dengan jamannya’.
“Jadi Islam memang sudah jauh di depan sebenarnya. Sejak 14 abad yang lalu sudah jelas bahwa guru harus mengenal murid akan diajarnya. Anak ini hidup pada zaman apa, maka yang diajarkan sesuai pada zamannya,” jelasnya.
Berkenaan dengan moralitas, kata Ustadz Zuhri, kalau guru menguasai teknologi maka guru bisa dengan fleksibel bergaul dengan anak-anak yang dididiknya lewat medsos.
“Jadi kita aktif di medsos itu dalam rangka berteman sekaligus mengontrol anak-anak. Juga memberi contoh pada mereka tentang apa yang boleh diposting, apa yang kita sampaikan di medsos dan sebagainya. Kita jadi contoh untuk mereka,” ungkapnya.
BACA JUGA:Jelang Hari Guru Nasional, Guru Apinsa Asal Muratara Berharap Bisa Lepas dari Hukuman Penjara
Tapi kalau kita gaptek, lanjut Ustadz Zuhri, apalagi guru ngga mau melek teknologi kita blank dengan dunia anak-anak yang kita didik.
“Karena kita blank, maka kita tidak tahu dengan apa yang mereka kerjakan di media sosial. Karena pada sisi moralitas, ini PR kita. Sebab lewat media sosial ini banyak yang bisa merusak moral mereka,” ungkap Ustadz Zuhri.
Maka, selain guru di sekolah, guru di rumah (orang tua,red) pun harus kreatif, inovatif, terutama dalam penggunaan teknologi.
“Orang tua janga cuma ngasih anak fasilitas ponsel pintar. Tapi ngga dikasih tahu cara benar memakainya. Orang tua juga kadang tidak mengontrol apa yang dilakukan anak melalui ponselnya. Maka perlu ada pendisiplinan dan aturan bagi anak dalam menggunakan ponsel agar tidak kebablasan. Tanpa ada kontrol, repot kita,” ungkapnya.