Menurutnya, setiap perjuangan pasti ada tantangan.
“Tapi poin penting yang mau sampaikan di sini adalah, tidak ada kata terlambat untuk menuntut ilmu, yang terpenting ada kemauan dan ketekunan. Saya sudah membuktikan itu. Dan saya sangat berterima kasih atas dukungan keluarga terutama istri saya Armi Yuneti, M.Pd, anak-anak saya Ayubi Amin, S.Pt, Salsabila Amin, dan Shakila Hadya Amin. Terima kasih juga untuk Rektor UNPARI Pak Rudi dan teman-teman dosen juga staf di UNPARI juga dosen-dosen saya di UNIB yang terus mendukung saya untuk studi,” tutur alumni S1 Fisika UNSRI dan S2 Fisika UGM tersebut.
BACA JUGA:Dosen Universitas Bina Insan PKM ke Ponpes Tahfizul Qur’an Alhusna Jambi
BACA JUGA:Selamat, Dosen Universitas PGRI Silampari Lulus S3 Tepat Waktu
Ahmad Amin di akhir studinya berhasil melahirkan karya terbaik yakni desertasi berjudul ‘Pengembangan e-modul relativitas khusus berbasis saintifik untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa pendidikan fisika.’
Ia berhasil meraih gelar doktor setelah melalui proses sidang terbuka bersama penguji luar perguruan tinggi dari UNJA Bpk Prof Maison, Ph.D (menguji via online zoom), dan penguji dari UNIB yaitu Prof. Dr. Sudarwan Danim, Prof. Dr. Badeni, Dr. Irwan Koto, Ph.D., dan Dr. Rendy.
Di akhir wawancara Ahmad Amin mengharapkan dari desertasi yang dibuatnya, bisa memotivasi mahasiswa semangat mempelajari fisika.
“Dari Fisika yang microscopic akan bisa dipahami dengan macroscopic atau disederhanakan. Karena sebenarnya fisika itu tidak sulit. Hanya saja mindset kita yang mengatakannya sulit. Sebab fisika itu fenomena alam setiap saat. Maka jangan pernah merasa beban saat belajar fisika,” imbuhnya.
BACA JUGA:Selamat, Jumlah Dosen UNPARI Lubuklinggau yang Bergelar Doktor Bertambah
M Amiin berharap dengan gelar baru yang disandangnya ini, bisa membawa kebaikan untuk keluarga dan jadi bekal baginya untuk makin optimal mendedikasikan diri sebagai dosen UNPARI.(*)