LUBUKLINGGAU, KORANLINGGAUPOS.ID - RA Ummi Lubuklinggau merupakan sekolah Taman Kanak-kanak yang beralamat di Jalan Puskesmas, Kelurahan Cereme Taba, Kecamatan Lubuklinggau Timur II, Kota Lubuklinggau, Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel).
RA Ummi Lubuklinggau dipimpin oleh Aprita Sari,S.Pd yang dibantu oleh 15 tenaga pekerja baik guru dan staff, RA Ummi memiliki 155 peserta didik dan memiliki 5 rombel.
Saat diwawancara KORANLINGGAUPOS.ID, Selasa 6 Agustus 2024, Kepala RA Ummi Aprita Sari menyampaikan bahwa kegiatan belajar mengajar (KBM) di RA Ummi Lubuklinggau masih sama seperti tahun kemarin berjalan dengan lancar.
“Tetapi untuk tahun ini hanya berbeda dari Kurikulum yang tahun kemarin menggunakan kurikulum K13 dan tahun ini menggunakan kurikulum merdeka,”ungkap Aprita.
BACA JUGA:Murid MIT Ummi Lubuklinggau Juara 3 Bulu Tangkis O2SN Tingkat Provinsi Sumsel 2024
Sebenarnya untuk uji coba kurikulum merdeka sudah diterapkan dari tahun kemarin, tetapi karena sekolah belum memiliki izin untuk kurikulum merdeka jadi baru tahun ini baru keluar SK untuk menerapkan kurikulum merdeka.
Untuk kurikulum merdeka dalam pembelajaran sebenarnya ada halangan seperti pelatihan guru untuk menerapkan kurikulum merdeka masih kurang di RA Ummi Lubuklinggau.
Karena sekolah di bawah naungan dari Kemenag, jadi memang dari pihak sekolah harus mencari otodidak seperti ikut pelatihan kelas mandiri zoom meeting dan yang lainnya.
“Bukan hanya itu saja pihak sekolah juga memanggil orang atau narasumber pribadi untuk mengajarkan kurikulum merdeka kepada guru disini dan juga di sekolah belum memiliki guru penggerak,”jelas Aprita.
BACA JUGA:TK Hubbul Ummi Lubuklinggau Latih Siswa Dirikan Shalat
BACA JUGA:MIT Ummi Lubuklinggau Sukses Gelar Pelepasan dan Wisuda Tahfidz Angkatan ke XII 2024
Memang dari Kemenag belum memiliki program guru penggerak, jadi yang ada guru penggerak merupakan program dari Dinas Pendidikan.
Dalam KBM siswa mulai dari hari Senin – Sabtu dari jam jam 07.30 WIB – 10.30 WIB dan dalam pembelajaran siswa diajarkan dalam hal literasi, sosial emosional dan pihak sekolah menambahkan dalam sistem pembelajaran agama.
Baik pembacaan doa sehari-hari, perkenalan nama-nama Nabi, Rasul, Hadist dan kegiatan seharian yang baik dan buruk seperti makan tidak boleh berdiri dan kegiatan ini dilakukan sebelum melakukan kegiatan KBM dan saat pagi siswa rutin melakukan sholat dhuha secara berjamaah.