Dewinta F Tri Trikoyo Tawarkan Konsep Kampung Sinau

Kamis 15 Aug 2024 - 20:11 WIB
Reporter : M. YASIN
Editor : M. YASIN

30 tahun lalu tempe berasal dari Desa  F Trikoyo  "Juga ada budiaya ikan lele. Produksi tempe yang bisa kami ajarkan kepada wisatawan," sebutnya.

Dijelaskannya, kehidupan sehari-hari anak-anak Desa F Trikoyo  belajar mengaji juga belajar menari.

BACA JUGA:3 Terminal Masih Beroperasi Dishub Musi Rawas Siapkan Raperda Pengendalian Lalu Lintas

BACA JUGA:Pasca Panen Padi Petani Musi Rawas Tanam Sayuran Sembari Menunggu Masim Tanam Berikutnya

"Setelah mengaji belajar menari karena di desa kami ada sanggar-sanggar yang ada TPA (Taman Pendidikan Al-Qur'an) tempatnya jadi satu," jelasnya.

"Sorenya mengaji, nanti menjelang magrib mereka menari atau belajar puisi. Itu bagaian dari Sinau kami," yg tambahnya.

Menururnya sedangkan bagi warga  yang sudah sepuh atau tua ada jadwal mengaji. Kemudian pada malam Kamis ada kegiatan marawis.

"Marawis itu menyanyi lagu-lagu Islami tapi  pakai alat musik ada organ, ada gitar ada bas kemudian ada jenis Hadroh," ucapnya.

BACA JUGA:Penutupan Pekan Raya Musi Rawas MANTAB Meriah Dihadiri Artis Ibu Kota Lala Widy

BACA JUGA:Kemenag Kabupaten Musi Rawas Gelar Tasyakuran Ini Sebabnya

Sedangkan generasi muda yang tergabung Irma setelah belajar  silat malam-malam selanjutnya mereka latihan hadron.

"Jadi Hadroh itu perpaduan lagu Islami dengan alat musik," tanbahnya.

Sedangkan yang berusia menengah juga ada kegiatan selain mengaji ada juga kegiatan salawatan yaitu menyanyi lagu-lagu Islami yang diiringi alat musik.

"Dalam kehidupan sehari-hari ngaji juga Sinau, bermain musik juga sinau karena bisa dipentaskan. Bisa dijual jasa pentasnya," paparnya.

BACA JUGA:SMPN Purwodadi Musi Rawas Borong Berbagai Juara dalam Pekan Raya Musi Rawas MANTAB 2024

"Jadi sinau dalam arti seluruh. Anak-anak belajar di sekolah di Kampung Sinau juga belajar non akademik," paparnya.

Kategori :