Banyak di antara peserta yang tidak menyadari bahwa mungkin maksud hati ingin menolong rekan supaya sampai ke atas, namun yang terjadi justru membuatnya jatuh.
Disadari atau tidak, demikian pulalah yang terjadi dalam kehidupan ini, teman yang kita anggap sahabat justru malah menjatuhkan kita.
Memang diperlukan upaya yang lurus dan niat yang tulus untuk menggapai cita-cita sehingga mampu memperoleh dukungan dari lingkungan sekitar.
BACA JUGA:Lurah Jawa Kanan SS Lubuklinggau, Akan Laksanakan Karnaval Ini Untuk Meriahkan HUT RI ke 79
BACA JUGA:Kecamatan Tugumulyo Adakan 3 Jenis Lomba Meriahkan Peringatan HUT RI Ke-79
Panjat pinang melukiskan dinamika dalam kehidupan manusia, bahwa kehidupan tidak selalu seimbang.
Ada kalanya seseorang mencapai puncak karier dan memperoleh kekayaan yang ia inginkan, namun ada kalanya ia jatuh dan berada pada titik terendah dalam hidupnya.
Ada orang yang sukses secara materiil namun gagal dalam mendidik anak.
Ada pula yang memperoleh karier yang gemilang namun kering dalam kehidupan spritual.
BACA JUGA:Rayakan HUT RI ke-79, SDN 55 Lubuklinggau Tumbuhkan Jiwa Nasionalisme Siswa Lewat Lomba Seperti ini
Jika kekayaan dan ketenaran tidak ada yang konstan, maka penderitaan dan kegagalan pun demikian, pada saatnya semua akan berakhir dan berganti dengan hal yang baru.
Oleh karena kehidupan ini merupakan sebuah proses perputaran, maka sudah seyogianyalah setiap orang bersikap untuk saling menghargai sesama.
Selain itu, ukuran kualitas manusia di mata Sang Pencipta adalah ketaqwaannnya, bukan seberapa banyak hartanya, tinggi pangkat dan jabatannya, tinggi pendidikannya, atau berbagai embel-embel duniawi lainnya.
Setiap peserta perlombaan sadar diri atas kemampuan yang mereka miliki, yang bobot badannya cukup subur tentu tidak akan bersikeras untuk berada di atas.
BACA JUGA:Menginspirasi, SDN 85 Lubuklinggau Gelar Lomba Dalam Rangka Meriahkan HUT RI ke-79, Ini Tujuannya