Belajar dari Atraksi Panjat Pinang, Cermin Realita Kehidupan yang Sesungguhnya

Jumat 16 Aug 2024 - 19:08 WIB
Reporter : Erwin Armeidi
Editor : Erwin Armeidi

BACA JUGA:Meriahkan HUT RI dan Hari Pengayoman ke-79, Lapas Narkotika Kelas IIA Muara Beliti Gelar Lomba Antar Pegawai

Ia tentu lebih tepat berada di bawah dan menjadi tumpuan bagi peserta lain yang berat tubuhnya lebih ringan.

Jika kita analogikan dalam kehidupan sehari-hari, maka sudah sepatutnya orang yang memiliki kemampuan dipersilakan dan didukung untuk mencapai puncak kariernya.

Kita akan menghadapi berbagai masalah jika menggunakan faktor kedekatan dan ewuh pakewuh dalam memilih dan menempatkan sumber daya manusia.

Kembali ke analogi panjat pinang, baik peserta yang di atas maupun yang di bawah mempunyai peran masing-masing.

BACA JUGA:Perayaan Upacara HUT RI Ke-79 Pada 17 Agustus Mendatang di IKN Tak Dihadiri SBY dan Megawati

BACA JUGA:26 Lembaga Sangat Antusias Ikuti Karnaval HUT RI ke 79 Tahun

Mereka yang di atas tidak mungkin bisa meraih cita-cita tanpa ada orang orang yang mendukungnya.

Lagipula, dalam kehidupan ini, seseorang tidak selalu akan menuai apa yang telah mereka tabur, terkadang justru sebaliknya.

Kita harus berbesar hati mengizinkan orang lain menuai apa yang kita rintis selama ini.

Paling tidak kita sudah berkontribusi terhadap keberhasilan orang lain.

BACA JUGA:Resmi untuk Sekolah dan Kantor, Ini 12 Susunan Upacara HUT RI 17 Agustus 2024

BACA JUGA:Cerita Keyla Azzahra Purnama Saat Ini di IKN, Gadis Lubuklinggau Pembawa Teks Proklamasi Kirab HUT RI ke 79

Bukankah orang yang paling baik adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain?

Oleh karena itu dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, tidak boleh ada orang yang merasa bahwa dirinya lebih penting dari yang lain.

Lebih dari itu, mari kita bangun kebersamaan, karena sebesar apa pun tugas yang kita pikul akan terasa lebih ringan jika kita lakukan bersama-sama dengan orang lain.

Kategori :