Diantaranya hubungan seksual tanpa pelindung dengan orang yang terinfeksi, penggunaan bersama jarum suntik yang terkontaminasi, dari ibu ke anak selama kehamilan, saat melahirkan, atau melalui ASI serta transfusi darah yang terkontaminasi.
Bagaimana gejalanya?
Gejala HIV dapat bervariasi dari orang ke orang dan mungkin tidak selalu langsung terlihat. Gejala HIV muncul dalam tiga tahap.
Tahap Pertama (Serokonversi).
Pada tahap awal, gejala yang dirasakan penderitanya akan mirip dengan flu atau infeksi ringan lainnya. Ini termasuk demam ringan, sakit tenggorokan, ruam, kelelahan, pembengkakan kelenjar limfe, dan nyeri otot dan sendi.
Gejala ini biasanya muncul dalam beberapa minggu setelah terinfeksi dan bisa berlangsung selama beberapa minggu.
BACA JUGA:Jangan Mau Diintervensi Dalam Tentukan Pilihan
Tahap Kedua (Fase Asimptomatik atau Fase Klinis Laten). Selama tahap ini, seseorang mungkin tidak mengalami gejala apa pun. Namun, virus tetap aktif dan terus merusak sistem kekebalan tubuh. Tahap ini bisa berlangsung selama bertahun-tahun.
Tahap Ketiga (AIDS) . Pada tahap ini, sistem kekebalan tubuh telah sangat melemah, dan gejala yang lebih serius mulai muncul, termasuk demam yang berkepanjangan, berkeringat terutama di malam hari, penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, kelelahan kronis, diare berkepanjangan, infeksi jamur di mulut, tenggorokan, atau vagina, kondisi kulit seperti bintik-bintik ungu atau luka yang tidak sembuh dan mengalami gangguan neurologis termasuk depresi, gangguan memori, dan keterlambatan mental
Lantas bagaimana pencegahannya?
Mencegah penularan HIV adalah langkah krusial. Beberapa langkah pencegahan yang bisa diambil seperti selalu gunakan kondom saat berhubungan seksual untuk mengurangi risiko penularan HIV dan penyakit menular seksual lainnya.
Lalu, jangan pernah berbagi jarum atau peralatan yang digunakan untuk menyuntikkan obat dengan orang lain. Ini adalah salah satu cara umum penularan HIV.
BACA JUGA:PT Linggau Bisa dan Disdikbud Diminta Buat Program Sekolah Goes to Air Terjun Temam
Selanjutnya, lakukan tes HIV secara rutin jika Anda berisiko, dan konsultasikan dengan dokter tentang cara-cara pencegahan yang efektif.
Bagi mereka yang berisiko tinggi terkena HIV, penggunaan profilaksis pra-paparan (PrEP) bisa menjadi opsi. PrEP adalah obat yang diambil sebelum paparan HIV untuk mengurangi risiko infeksi.
Bagi wanita hamil yang terinfeksi HIV harus menjalani pengobatan khusus untuk mengurangi risiko penularan virus ke bayi yang belum lahir.