Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH mengatakan, COVID-19 varian KP.1 dan KP.2, seperti yang menyebar di Singapura, merupakan subvarian turunan dari Omicron JN.1.
BACA JUGA:Wabah Covid-19 Melonjak? Menkes Bantah Wajib Kenakan Masker
BACA JUGA:365 Warga Indonesia Idap Covid-19 Varian Baru, Begini Gejalanya
Secara global, subvarian JN.1 telah mendominasi di sebagian besar negara (54,3%).
Secara lokal, proporsi gabungan KP.1 dan KP.2 saat ini mencapai lebih dari 2/3 kasus COVID-19 di Singapura.
Hingga 3 Mei 2024, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengklasifikasikan KP.2 sebagai Variant Under Monitoring (VUM).
Kendati demikian, tidak ada indikasi bahwa varian KP.1 dan KP.2 lebih mudah menular atau menyebabkan keparahan dibandingkan varian COVID-19 lain.
BACA JUGA:Kecanduan Judi Online Sama Seperti Kecanduan Zat Adiktif, Ini Gejalanya
BACA JUGA:Bunda Bisa Tenang, Ternyata Susu UHT Tak Sebabkan Anak Diabetes
Mengenai situasi COVID-19 di Indonesia hingga Mei 2024, kasus konfirmasi mengalami peningkatan pada minggu ke-18 tahun 2024 sebesar 11,76% dibandingkan minggu sebelumnya.
Merujuk data GISAID Indonesia 2024, saat ini sebagian besar kasus masih didominasi varian JN.1.
Meski terjadi peningkatan kasus COVID, Syahril menekankan, hal itu tidak diikuti dengan peningkatan angka rawat inap dan kematian.
Dikutip dari dashboard situasi Covid-19 update perminggu dari 18 sampai 24 Agustus ada 13 orang terkonfirmasi Covid-19 di Indonesia.
BACA JUGA:Perketat di Bandara Cegah Penularan Mpox
BACA JUGA:Inilah Cara Jitu Hilangkan Kapalan, Beserta Penyebab dan Cara Penanganan
Belajar dari lonjakan kasus saat pandemi, Indonesia telah memiliki strategi dalam penanggulangan COVID-19, yaitu mengintensifkan kapasitas mencakup manajemen klinis, surveilans, imunisasi, promosi kesehatan dan sebagainya.