Orang yang berperkara ketika berpaling mengucap Hasbiyallāhu wa ni‘mal wakīl.
Rasulullah kemudian bersabda: “Allah mencela kelemahan.
Sebaliknya, kau harus kuat. Jika kau dirundung oleh suatu masalah, hendaknya mengucap Hasbiyallāhu wa ni‘mal wakīl.”
(HR. Abu Daud, An-Nasai, dan Al-Baihaqi)
Adapun doa agar ikhlas menerima takdir yang telah ditetapkan AllAh SWT, selain doa diatas.
بِسْمِ اللهِ عَلَى نَفْسِي وَمَالِي وَدِيْنِيْ. اَللَّهُمَّ رَضِّنِيْ بِقَضَائِكَ، وَبَارِكْ لِيْ فِيْمَا قُدِّرَ لِيْ حَتَّى لَا أُحِبَّ تَعْجِيْلَ مَا أَخَّرْتَ وَلَا تَأْخِيْرَ مَا عَجَّلْتَ
Bismillâhi ‘ala nafsi wa mali wa dini.
Allahumma radhdhini bi qada'ika, wa barik li fina quddira li hatta la uhibba ta'jila ma akhkharta,
wa la ta'khira ma'ajjalta.
Artinya:
“Dengan nama Allah yang menguasai diri, harta, dan agamaku.
Tuhanku, kondisikan batinku agar rela menerima ketentuan-Mu. Berkatilah aku pada semua yang ditakdirkan untukku,
sehingga aku enggan menyegerakan apa yang Kau tunda dan enggan menunda apa yang Kau segerakan.”