LINGGAUPOS.BACAKORAN.CO - Era revolusi 4.0 seperti saat ini, teknologi telah menjadi salah satu kebutuhan yang tidak bisa terlepas dari keseharian banyak orang.
Tidak hanya itu juga di bidang Pendidikan paling penting, teknologi memungkinkan setiap orang memperoleh pengetahuan yang berlimpah ruah dengan cepat.
Perkembangan teknologi yang begitu massif juga membuat Pendidikan Muhammadiyah harus ikut bertransformasi ke era digital, hai itu disampaikan Ketua Majelis Pendidikan Dasar Menengah (Dikdasmen) dan Pendidikan Non-Formal (PNF), Didik Suhardi.
Didik menjelaskan bahwa terdapat 4 pendidikan karakter yang tidak boleh luput dalam Pendidikan Muhammadiyah.
BACA JUGA:SD Terpadu Uswatun Hasanah Lubuklinggau Kombinasikan Kurikulum Pengetahuan dan Kepondokan
4 pendidikan karakter tersebut ialah performance character, moral character, relational character, dan spiritual character.
“Dengan tantangan yang begitu banyak teknologi artificial intelligence dan sebagainya, namun kita tidak boleh lupa bahwasanya kita ini di Muhammadiyah memiliki sebuah nilai-nilai,” Ungkap Didik pada Jumat 1 Desember 2023.
Kendati demikian, dalam seminar Pendidikan memperingati Milad 105 tahun Madrasah Mu’alimin dan Mu’alimat Muhammadiyah Yogyakarta, Ia juga menjelaskan bahwa peran guru disinyalir menjadi penentu dalam transformasi Pendidikan Muhammadiyah.
“Kalau gurunya tidak diubah ya tidak melakukan transformasi ya atau kita dalam bahasa sekarang namanya tidak growth mindset gitu ya itu berat,” Ungkapnya.
BACA JUGA:FOSDA, Tempat Sharing Paling Asyik Pengurus OSIS SMA-SMK Kota Lubuklinggau
Dalam presentasinya, Didik memaparkan bahwa ada lima sistem yang pengembangan yang bisa ditempuh Muhammadiyah untuk mewujudkan Pendidikan yang unggul, diantaranya:
Pertama, teaching and learning. Penerapannya adalah dengan mewujudkan karakter utama ISMUBA yang berkemajuan, menerapkan Pendidikan holistik dan integratif, serta menghasilkan lulusan yang berkemajuan.
“Oleh karena itu penting sekali posisi guru itu kalau gurunya hanya menguasai materi tertentu apa kemudian mengelola kelas dengan cara yang otoriter maka anak-anaknya tentu akan menimbulkan suasana yang anak-anak tidak produktif,” Ujarnya
Kedua, governance. Mengimplementasikan tata Kelola modern yang transparan dan akuntabel, serta penyelenggaraan Pendidikan yang inklusif, dan menguatkan kompetensi leadership dan manajerial.
BACA JUGA:Kiat SD Muhammadiyah Lubuklinggau Membimbing Muridnya jadi Penghafal Quran