Pimpinan Pondok Pesantren Al Madani ini menambahkan, untuk memeriahkan peringatan hari santri tahun ini, sebelum acara puncak Upacara Apel Hari Santri Nasional 2024,
akan dilaksanakan beberapa perlombaan antar pesantren, seperti Lomba Panahan Kakankemenag CUP III 2024, Lomba Baca Kitab Kuning PCNU CUP 2024 dan Lomba Mobil Hias HSN 2024.
Ia berharap seluruh pesantren di Kota Lubuk Linggau bisa ikut berpartisipasi memeriahkan rangkaian peringatan HSN 2024, utamanya untuk mensyi'arkan sejarah hari santri kepada masyarakat luas.
Ustadz Arpan yang juga merupakan Sekretaris Forum Musyawarah Pimpinan Pondok Pesantren Kota Lubuklinggau ini, berpesan kepada seluruh pesantren untuk terus mengambil peran dalam mencerdaskan generasi penerus bangsa, utamanya dalam pendidikan keagamaan.
BACA JUGA:Ekskul Tahfidz Al-Qur'an jadi Program Unggulan SD Terpadu Uswatun Hasanah Lubuk Linggau BACA JUGA:MA Ittihaadul Ulum Lubuklinggau Unggulkan Ekskul Hadroh
"Dan alhamdulillah saat ini seperti yang kita ketahui, pesantren bukan lagi sekedar menjadi tempat alternatif pendidikan bagi orang tua, namun sudah menjadi pilihan utama orang tua menyekolahkan anaknya," ungkapnya.
Karena, lanjutnya, di pesantren ini santri tidak hanya dibekali ilmu dunia, tapi juga ilmu akhirat, dan setelah lulus pesantren, santri bebas memilih bidang pendidikan ataupun pekerjaan yang mereka sukai, tentunya dengan bekal ilmu agama dan kecakapan yang sudah mumpuni.
"Jiwa pesantren itu bebas, tidak mengekang santrinya mesti menjadi ulama, karena kami memberikan nilai -nilai dasar keulamaan kepada santri sebagai bekal mereka terjun ke masyarakat," tuturnya.
BACA JUGA:HUT RI ke-79, Pimpinan PPTQ Irsyadul Ibad Lubuk Linggau Ajak Masyarakat Syukuri Kemerdekaan dengan 3 Cara BACA JUGA:Simak Keunggulan SMP Hubbul Aitam Lubuklinggau
Sebagai informasi, Hari Santri Nasional yang diperingati setiap tanggal 22 Oktober memiliki arti dan makna yang sangat penting bagi kalangan santri dan segenap elemen bangsa.
Sejarah mencatat, para ulama dan santri pondok pesantren menjadi salah satu tonggak perjuangan kemerdekaan Indonesia melalui perlawanan rakyat melawan penjajah.
Tepat tanggal 22 Oktober 1945 yang lalu, seorang ulama besar sekaligus pendiri organisasi massa Islam Nahdlatul Ulama, mengeluarkan fatwa "Resolusi Jihad" dalam rapat para konsul NU se-Jawa Madura.
Fatwa tersebut berisi kewajiban berjihad untuk mempertahankan Kemerdekaan Indonesia dengan melawan pasukan kolonial yang masih bercokol di Indonesia,
hingga mencapai puncak perlawanan pada 10 November 1945, yang juga dikenal sebagai cikal bakal peringatan Hari Pahlawan.
Baru 70 tahun kemudian, pada 15 Oktober 2015, Presiden Joko Widodo mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 terkait peringatan Hari Santri Nasional.