KORANLINGGAUPOS.ID- Dalam upaya meningkatkan kualitas BBM rendah sulfur di Indonesia, penting bagi pemerintah untuk memastikan bahwa anggaran subsidi yang dialokasikan digunakan secara efektif.
Anggaran ini seharusnya diarahkan untuk perbaikan produksi BBM rendah sulfur.
Hal ini diungkapkan oleh beberapa pakar yang menekankan bahwa pengalihan subsidi BBM rendah sulfur yang tidak tepat sasaran dapat memberikan manfaat signifikan bagi lingkungan.
Fajri, seorang analis kebijakan, menegaskan bahwa saat ini merupakan ujian bagi pemerintahan Prabowo-Gibran.
BACA JUGA:Daftar Mobil dan Motor Dilarang Isi BBM Pertalite di SPBU Per 21 OKTOBER 2024
BACA JUGA:Telat Pajak Apakah Bisa Daftar MyPertamina untuk Isi BBM Subsidi?
"Konflik kepentingan dalam kebijakan ini akan diuji," tuturnya.
Ia juga menambahkan bahwa partisipasi publik sangat penting dalam merumuskan kebijakan lingkungan, termasuk kebijakan terkait BBM rendah sulfur.
Menurutnya, justifikasi ilmiah mengenai manfaat BBM rendah sulfur sudah ada, namun yang dibutuhkan adalah komitmen dari pemerintah untuk membuka ruang partisipasi masyarakat.
Sementara itu, Puji Lestari, Guru Besar Teknik Lingkungan di Institut Teknologi Bandung (ITB), menyatakan harapannya agar pemerintahan baru mendukung penggunaan BBM rendah sulfur.
BACA JUGA:Tiga Tersangka Ilegal Drilling dan Refeneri BBM Dilimpahkan ke Jaksa
BACA JUGA:Ada 12 Daftar Motor Merek Honda yang Terancam Tak Bisa Isi BBM Bersubsidi, Adakah Motormu?
"Sudah saatnya Indonesia segera menerapkan BBM rendah sulfur," ungkapnya.
Penerapan BBM rendah sulfur yang lebih bersih diharapkan dapat mengurangi polusi udara yang semakin mengkhawatirkan.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga telah mengakui bahwa penggunaan BBM dengan kadar sulfur tinggi menjadi salah satu penyebab utama emisi pencemar.