Dalam fatwa “Resolusi Jihad” itu Hadratus Syekh Kiai Haji Hasyim Asyari menyatakan bahwa “...berperang menolak dan melawan penjajah itu fardlu ’ain (yang harus dikerjakan oleh tiap-tiap orang Islam, laki laki, perempuan, anak-anak, bersenjata atau tidak) bagi yang berada dalam jarak lingkaran 94 km dari tempat masuk dan kedudukan musuh.”
Sejak Resolusi Jihad dimaklumatkan, para santri dan masyarakat umum terbakar semangatnya untuk terus berjuang dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Mereka terus melakukan perlawanan kepada penjajah tanpa rasa takut.
Pjs Bupati Musi Rawas Deva Oktavianus Coriza dan Pjs Ketua TP PKK foto bersama pimpinan ponpes yang hadir. -Foto: Apri Yadi-Linggau Pos
BACA JUGA:Hari Santri Nasional, Mahasiswa UIN Al-Azhaar Lubuk Linggau Borong Juara Musabaqoh Qiroatul Kutub
BACA JUGA:Meriahkan Hari Santri Nasional, PCNU Lubuk Linggau Sukses Adakan Musabaqoh Qiroatul Kutub
Hingga akhirnya, pecah puncak perlawanan masyarakat Indonesia pada tanggal 10 November 1945 yang kita peringati sebagai Hari Pahlawan.
Peristiwa Resolusi Jihad tanggal 22 Oktober 1945 tidak bisa dipisahkan dengan peristiwa 10 November 1945.
Tanpa adanya peristiwa Resolusi Jihad, belum tentu terjadi peristiwa 10 November.
Pada peringatan Hari Santri Tahun 2024 ini Kementerian Agama mengusung tema “Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan”.
Pjs Bupati Musi Rawas Deva Oktavianus Coriza foto bersama dengan pimpinaan Ponpes yang hadir. -Foto: Apri Yadi-Linggau Pos
BACA JUGA:Meriahkan Hari Santri Nasional, Ponpes An Najiyah Lubuk Linggau Ikut Musabaqoh Qiroatul Kutub
BACA JUGA:Santri Ponpes Al Madani Siap Berkompetisi Pada Lomba Baca Kitab Kuning PCNU Lubuk Linggau
Tema ini mengingatkan kita pada salah satu bait dalam kitab Alfiyyah Ibnu Malik, yang menjelaskan bahwa “Seorang santri mempunyai tugas untuk melanjutkan perjuangan kiai, ketika sang kiai wafat.”
Seperti bait dari kitab Alfiyah tadi, tema “Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan” adalah sebuah penegasan, bahwa santri masa kini memiliki tugas untuk meneruskan perjuangan para pendahulu yang telah berjuang tanpa kenal lelah demi kemerdekaan dan keutuhan bangsa.
Menyambung juang bukan hanya berarti mengenang, tetapi juga beraksi dengan semangat yang sama dalam menghadapi tantangan zaman modern.