KORANLINGGAUPOS.ID - Saat ini petani di Kabupaten Musi Rawas yang beralih menanam jagung makin banyak. Hal ini seiring dengan makin tingginya permintaan jagung dipasaran.
Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan Kabupaten Musi Rawas Dr Ir Hayatun Nofrida mengakui, produksi palawija khususnya tanaman jagung menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun.
Pertambahan jumlah penduduk dan program perbaikan gizi masyarakat melalui deversifikasi pola makanan, mendorong tingginya permintaan jagung.
Komoditi jagung sebagai bahan baku industri dalam negeri semakin meningkat, karena banyaknya industri makanan ternak, industri minyak jagung dan produk ethanol.
BACA JUGA:Pengendalian Hama dan Penyakit Jagung
BACA JUGA:Pemilihan Benih Sebelum Menanam jagung Sangat Penting
Dimana jelasnya, varietas jagung hibrida mempunyai kelebihan dari jagung komposit, produksinya 25-30% lebih tinggi, tahan rebah, penyakit dan kekeringan serta berumur pendek.
Syarat pertumbuhan jenis tanah yang dapat ditanami jagung antara lain andosol, latosol, grumosol, tanah berpasir.
Tindakan pemeliharaan yang dilakukan antara lain penyulaman, penjarangan, penyiangan, pembubuan dan pemangkasan daun.
Penyulaman dapat dilakukan dengan penyulaman bibit sekitar 1 minggu. Penjarangan tanaman dilakukan 2-3 minggu setelah tanam.
BACA JUGA:Petani Musi Rawas Tinggalkan Tanaman Padi, Beralih Menanam Jagung
“Agar tidak merugi, lahan jagung harus bebas dari gulma. Penyiangan dilakukan pada umur 15 hari setelah tanam dan harus dijaga jangan sampai menganggu atau merusak akar tanaman. Penyiangan kedua dilakukan sekaligus dengan pembubuan pada waktu pemupukan kedua. Pembubuan selain untuk memperkokoh batang juga untuk memperbaiki drainase dan mempermudah pengairan,” jelasnya.
Persiapan tanaman jagung memerlukan aerasi dan drainase yang baik sehingga perlu penggemburan tanah.
Pada umumnya persiapan lahan untuk tanaman jagung dilakukan dengan cara dibajak sedalam 15-20 cm, diikuti dengan penggaruan tanah sampai rata.