MUSI RAWAS, KORANLINGGAUPOS.ID- Petani di Desa Satan Indah Jaya Kecamatan Muara Beliti Kabupaten Musi Rawas, beralih menanam tanaman sayuran dikarenakan lahan persawahan yang mereka miliki belum teraliri air, untuk menanam padi.
Gunawan salah satu Petani di Desa Satan Indah Jaya, mengungkapkan mengapa mereka beralih menanam sayuran dari pada tanaman padi, yang pertama karena belum adanya air untuk mengairi lahan persawahan ini, selain itu jika menanam sayuran, tidak membutuhkan waktu yang lama, untuk mendapatkan hasil panennya.
Saat diwawancarai KORANLINGGAUPOS.ID, Gunawan menjelaskan jika dirinya saat ini menanam hanya 3 jenis tanaman sayuran yakni sayuran Mentimun, Gambas, dan juga pare. Untuk luas lahan sendiri itu sekitar 1 hektar.
“Untuk menanam ketiga sayuran itu sendiri tidak terlalu sulit, hanya saja sedikit terkendala karena cuaca saat ini tidak menentu, jadi ada beberapa tanaman tersebut mengalami keterlambatan tumbuhnya seperti tanaman pare”, jelasnya.
BACA JUGA:Kisah Sukses Petani di Musi Rawas, Sebulan Panen 2 Ton Pepaya Kalina
BACA JUGA:Calon Wali Kota Lubuk Linggau Nomor 2 Makmurkan Petani, Bantu UMKM Sampai Rp 5 Jutaan
Untuk mendapat hasil yang maksimal kita perlu mengetahui terlebih dahulu cara membudidayakannya mulai dari olah lahan, penanaman tanaman, pemupukan, hingga perawatannya sendiri itu kita harus belajar dahulu.
Untuk saat ini tanaman yang saya tanaman sekitar umur 30 hari, selain itu kita juga tidak menggunakan lanjaran untuk tanaman sayuran ini tetapi kita menggunakan jaring, mengapa kami menggunakan jaring karena yang pertama, jika menggunakan lanjaran kayu itu hanya bertahan sekitar 2 tahun, namun jika menggunakan jaring itu dapat bertahan sekitar 3 tahun lebih, katanya.
Pada musim tanaman kali ini sayuran mentimun dan gambasnya itu sedikit ada kendala karena ada serangan hama ulat namun sudah bisa teratasi dengan baik, dengan dilakukan penyemprotan.
“Biasanya hama yang sering menyerang pada tanaman seperti mentimun, pare, dan gambas itu hama oteng-oteng atau kutu kuya merupakan hewan jenis kumbang perusak daun, hama yang memiliki tubuh berukuran kecil dengan sayap berwarna kuning polos ini menyerang daun dengan memakan daun-daun mudah hingga batang mudah, serangan parah dapat menyebabkan tanaman meranggas dengan menyisakan tulang daun hingga akhirnya mati”.
BACA JUGA:RAMAH-PRO Sejahterakan Petani, Bantuan Bibit, Pupuk Subsidi, dan Perbaiki Irigasi di Musi Rawas
BACA JUGA:Berkat Pemberdayaan BRI! Sekelompok Petani Durian di Pekalongan Semakin Berkembang
Oteng-oteng dewasa memakan daun dan hanya menyisakan tulang daunnya, serangan berat terjadi pada tanaman muda sejak tanaman tumbuh hingga umur dua minggu, hama oteng-oteng berkembang biak dengan cara bertelur.
Oteng-oteng sendiri banyak dijumpai di lahan tanaman mentimun, terong, melon, pare dan juga gambas, karena hama ini sangat menyukai tanaman yang berdaun lebar.
Untuk pengendalian hama Oteng-oteng jika terjadi serangan nya kalian dapat melakukan beberapa hal seperti, menaburkan nematisida pada pangkal batang, segerah setelah tanaman sayuran terlihat tumbuh.