Alternatif kedua ini masih menggunakan BLT, tetapi tetap mempertahankan subsidi untuk fasilitas umum.
BACA JUGA:Waduh, 45 Pelamar PPPK di Musi Rawas Tidak Bisa Ikut Test
BACA JUGA:Apakah Harga BBM Non Subsidi Akan Naik per 1 November 2024? Ini Ungkap Bos Pertamina
Dengan cara ini, pemerintah berupaya menjaga stabilitas harga pada sektor-sektor penting agar inflasi dapat ditekan.
Skema ini diharapkan memberikan dampak yang lebih terukur dalam mendukung daya beli masyarakat sekaligus mengamankan harga-harga di sektor publik.
3. Skema Ketiga
Menaikkan besaran Subsidi pada barang tertentu opsi ketiga sedang dalam perumusan, di mana beberapa barang tertentu yang disubsidi saat ini mungkin akan mengalami peningkatan besaran subsidi.
Menurut Bahlil, skema ini masih dalam tahap pembahasan dan belum ada detail final.
BACA JUGA:Mau Mendapatkan Pupuk Subsidi 2025? Begini Cara Daftar dan Syaratnya
BACA JUGA:Resmi! BBM Subsidi Pertalite Diganti BBM Rendah Sulfur di Era Prabowo-Gibran
Namun, opsi ini mempertimbangkan untuk memastikan bahwa subsidi yang diberikan tetap dapat memberikan efek positif bagi ekonomi masyarakat.
Bahlil juga menegaskan bahwa skema subsidi untuk LPG tidak akan diubah menjadi BLT.
Hal ini mempertimbangkan aspirasi dari pelaku UMKM yang mengandalkan LPG bersubsidi sebagai bahan bakar utama untuk kegiatan usaha mereka.
Dengan mempertahankan skema subsidi LPG yang ada, diharapkan UMKM tetap bisa beroperasi dengan biaya yang terjangkau.
Bahlil mengatakan bahwa keputusan final mengenai skema subsidi energi ini akan dilaporkan kepada Presiden Prabowo Subianto terlebih dahulu.
BACA JUGA:Daftar Lengkap Kendaraan Dilarang Mengisi BBM Subsidi Pertalite Dimulai Awal November 2024