KORANLINGGAUPOS.ID- Sejak Januari sampai Oktober 2024 tercatat ada 642 kasus yang terkena penyakit Tuberkulosis (TBC) di Kabupaten Musi Rawas (Mura) .
Dari data yang ada bahwa penyakit TBC ini menurun dari tahun sebelumnya tahun 2023 ada 800 san kasus
Saat dikonfirmasi KORANLINGGAUPO, ID Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Musi Rawas drg Maya Kesuma Putri melalui Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) menular mengatakan dalam temuan dan tata laksana bahwa untuk penyakit TBC di Kabupaten Mura secara umum dari hasil skrining bahwa penularan TBC tercepat nomor lima se Provinsi Sumsel.
Dijelaskan Joko, penyakit Tuberkulosis (TBC) atau TB adalah penyakit yang menyerang organ paru-paru, akibat infeksi bakteri. Penyakit ini penyakit sangat menular langsung dari kontak ke manusia langsung, atau dropped melalui pernapasan.
BACA JUGA:BioFarma Sedang Cari TBC dan HIV
BACA JUGA:Cegah Penyebaran TBC,WBP Lapas Narkotika Kelas IIA Muara Beliti Jalani Screening TB
Untuk ciri-ciri penyakit ini yakni yang paling dominan yakni batuk, sekitar lebih dari dua minggu, penurunan badan yang drastis, nafsu makan menurun, keringat malam, lemah, letih, dan lesu.
Sedangkan dari segi umur Di Kabupaten Mura yang banyak terinfeksi penyakit ini yakni di usia Produktif atau sekitar 30 tahun sampai 50 tahun. Diumur banyak kena karena mereka sering berinteraksi keluar rumah dengan sosialisasi dengan masyarakat.
Penyakit ini sangat menular karena setiap satu kali yang kena maka 15 yang akan terinfeksi.
Jqdi apabila dalam satu rumah ada yang kena TBC. Dengan itu diperlukan upaya pencegahan lintas sektoral atau lintas program di Kabupaten Mura.
BACA JUGA:Lapas Narkotika Kelas IIA Muara Beliti Temu Validasi Data Program TBC Musi Rawas
BACA JUGA:Rekomedasi Dinkes Penderita TBC Dapat Bantuan Bedah Rumah
Untuk pengobatan karena TBC ada dua jenis yakni TBC yang sensitif dan TBC yang resisten.
Kalau untuk TBC sensitif dengan enam bulan pengobatan, sedangkan TBC yang resisten pengobatannya bisa sampai satu tahun bahkan bisa lebih.
“Apabila terkena langsung dibawah ke puskesmas atau rumah sakit terdekat karena butuh perawatan, nanti kalau terlambat bisa mengalami kematian,” tutur Joko.