MUSI RAWAS,KORANLINGGAUPOS.ID - Hama masih menjadi salah satu penyebab gagalnya petani cabai. Untuk itu Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan Kabupaten Musi Rawas Dr Ir Hayatun Nofrida mengatakan dalam menanam cabai harus memperhatikan hama apa yang bakal menyerang.
"Karena serangan hama dan penyakit merupakan salah satu faktor resiko yang cukup besar dalam budidaya cabe. Agar sukses menjalankan usaha tani cabe, ada baiknya kita mengenal jenis-jenis hama dan penyakit yang biasa menyerang tanaman cabe. Hampir semua hama yang menyerang tanaman terung-terungan bisa menyerang tanaman cabe," ungkap Hayatun.
Serangan hama ini tegasnya bisa menurunkan produktivitas tanaman, bahkan pada tingkat tertentu mengakibatkan gagal panen. Berikut ini beberapa jenis hama utama yang sering menyerang tanaman cabai di Indonesia.
Pertama hama ulat. Ulat yang sering menyarang tanaman cabe diantaranya ulat grayak. Ulat jenis ini memakan daun sampai bolong-bolong sehingga menganggu kemampuan fotosintesis tanaman. Pada tingkat yang parah ulat grayak memakan habis seluruh daun dan hanya menyisakan tulang-tulang daun.
BACA JUGA: Tips Budidaya Cabai yang Benar
BACA JUGA:Harga Anjlok, Petani di Musi Rawas Tetap Semangat Tanam Cabai
Ulat biasanya menyerang pada malam hari atau saat matahari teduh. Pada siang yang terik, ulat bersembunyi di pangkal tanaman atau berlindung di balik mulsa sehingga ulat-ulat ini bisa lolos dari penyemprotan.
Ulat diambil saat malam hari ketika mereka mulai berkeliaran. Pengambilan ulat sebaiknya dilakukan secara menyeluruh dan serempak. Bisa juga dipasang perangkap imago hama.
Untuk pencegahannya dengan menjaga kebersihan kebun. Siangi gulma pada selasar bedengan, parit atau lubang-lubang mulsa. Pengendalian kimiawi. Penyemprotan dilakukan apabila serangan sudah parah. Jenis obat yang digunakan adalah insektisida. Penyemprotan sebaiknya dilakukan saat malam hari.
"Lalu hama tungau yang biasa menyerang tanaman cabe ialah tungau kuning dan tungau merah. Tungau dijumpai juga menyerang tanaman tanaman singkong". ungkap Hayatun.
BACA JUGA:Update Harga Cabai di Lubuk Linggau Turun Rp 40 Ribu Perkilogram, Harga Bawang Merah Naik
Pada tanaman cabe, serangan tungau membuat daun keriting menggulung ke bagian kebawah seperti sendok terbalik. Daun menjadi tebal dan kaku sehingga pembentukan pucuk terhambat. Lama kelamaan daun akan menjadi coklat dan mati.
Tanaman yang terserang parah dicabut sedangkan yang belum parah dipotong pucuk-pucuknya. Sisa tanaman yang terserang dibakar agar tidak menjangkiti yang lain.
Lanjut Hayatun, untuk mencegahnya, usahakan areal penanaman cabe tidak berdekatan dengan tanaman singkong. Menjaga kebersihan kebun efektif mengurangi serangan tungau. Pengendalian kimiawi hanya bisa diberantas dengan racun tungau seperti akarisida, bukan dengan insektisida. Dilihat dari fisiknya, tungau berkaki delapan berbeda dengan serangga (insek) yang berkaki empat.