Kuswanto menjelaskan setiap hujan deras rumahnya menjadi langganan banjir. Bukan hanya rumah Kuswanto saja yang banjir setidaknya ada 6 rumah berjejer menjadi langganan banjir.
BACA JUGA:Sampah Menumpuk Bikin Rumah Warga Kebanjiran, ini Himbauan DPKPPB Lubuklinggau
BACA JUGA:Honorer Damkar Diusulkan jadi PPPK, ini Harapan Kepala DPKPPB Lubuklinggau
Adapun rumah yang sering banjir yakni rumah milik Kuswanto, Agus, Ianm Bokir, Dencik dan rumah Sulai. Namun rumah sulai kosong sudah lama ditinggalkan oleh pemiliknya. "Rumah Sulai sudah lama kosong," katanya.
Kuswanto menceritakan kejadian dinding dapur rumahnya ambruk terjadi Rabu 13 November 2024 malam sekitar pukul 21.00 WIB. "Jadian Rabu malam sekitar jam 9 malam saat hujan deras. Sudah enam kali banjir mungkin karena tidak kuat menahan tekanan air sehingga dinding dapur rumah saya ambruk," ungkapnya.
Dinding yang ambruk itu panjangnya lebih kurang 4 meter tinggi 2,5 meter. Dinding ambruk itu hingga Minggu 17 November 2024 belum diperbaiki karena tidak punya uang. Untuk untuk menutup bagian dinding yang ambruk Kuswanto menutupnya dengan terpal bekas baliho. "Sementara saya tutup dengan baliho dulu dari pada dinding terbuka. Mau memperbaiki tidak punya uang," akunya.
Ia berharap ada bantuan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Lubuk Linggau. "Saya berharap ada bantuan dari Pemerintah. Saya harapkan bantuan bahan bangunan," harapnya.
BACA JUGA:Dinsos Kota Lubuk Linggau Salurkan Bantuan Sosial Kepada Korban Bencana
BACA JUGA:Jambore Nasional Tim Elang Relawan BRI, Perkuat Kapasitas dan Ketangguhan dalam Menghadapi Bencana
Menurutnya banjir terjadi karena di dalam saluran air yang dulunya merupakan Sungai Ngunang yang diatasnya sudah ditutup dengan cor beton dipenuhi sampah. Sampah banyak nyangkut di tiang yang ada di dalamnya.
"Di dalam saluran pembuangan ini ada 19 tiang mulai dari dekat rumah saya sampai belakang kantor lurah Jawa Kanan SS. Sedangkan ke arah ujung sana tidak ada tiang. Saya tidak tahu kenapa pada saat pembangunan penutup saluran pembuangan ini dipasang tiang beton. Semenantara yang lainnya tidak," ucapnya.
Menurutnya salah satu cara agar sampah tidak nyangkut tiang tersebut dibuang saja. "Saya berharap Pemerintah bisa memberikan solusi agar tidak banjir lagi. Sampah di dalam saluran ini sudah menumpuk nyangkut di tiang maka perlu dibersihkan. Bila perlu agar sampah tidak nyangkut di tiang, tiangnya dibongkar saja," pintanya.