LINGGAUPOS.BACAKORAN.CO-Manusia merupakan makhluk yang lemah dan tidak ada satu pun manusia yang dapat memberikan manfaat kepada manusia lain tanpa izin dari Allah SWT. Dalam menjalani kehidupan, kita selalu dihadapkan dengan berbagai masalah.
Terkadang dengan perasaan dan kondisi yang sulit dihadapi datang begitu saja dengan tiba-tiba, sehingga kita tidak dapat mengelak kesulitan yang datang, hingga berakhir timbul perasaan kecewa yang disebabkan dari kegagalan atau ekspektasi (harapan, red) yang tidak sesuai dengan realita kehidupan.
Seperti perkataan Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu berikut "Aku sudah pernah merasakan semua kepahitan dalam hidup. Dan yang paling pahit adalah berharap kepada manusia".
BACA JUGA:Apa Keutamaan Membaca Ayat Kursi Sebelum Tidur ?
Seperti kita ketahui, bahwa tidak ada seseorang di bumi ini yang menginginkan nasib buruk dikehidupannya. Karena, pada hakikatnya semua orang pasti mengharapkan hidup yang lebih baik dari hari-hari sebelumnya dan untuk seterusnya. Hal inilah yang dinamakan dengan ekspektasi dari manusia.
Ekspektasi biasanya diperuntukkan oleh seseorang dalam mencari jodoh, karir yang baik, hidup yang layak, dan sebagainya.
Jika Anda bertanya, apakah ekspektasi atau berharap ini dilarang oleh Islam? jawabnya tentu tidak.
Karena, Allah SWT melarang hamba-Nya untuk berputus asa. Seperti firman-Nya dalam QS. Az Zumar yang berbunyi :
قُلْ يَٰعِبَادِىَ ٱلَّذِينَ أَسْرَفُوا۟ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا۟ مِن رَّحْمَةِ ٱللَّهِ
Artinya :“Katakanlah, Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. (QS. Az-Zumar : 53)
Menurut arti dari ayat di atas, yang disampaikan dengan tersurat bahwa berputus asa dari rahmat-Nya merupakan hal yang dilarang oleh Allah SWT kepada kita (hamba-Nya).
Disamping itu, secara tersirat Allah SWT memerintahkan hamba-Nya supaya senantiasa menaruh harapan kepada-Nya juga meminta rahmat hanya kepada-Nya. Inilah yang menunjukkan bukti kuatnya tingkat aqidah (iman yang teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya, red) hamba-Nya saat sedang menjalani kehidupan maka dihatinya tertanam harapan (Ar-Roja’), cinta (Al-Hubb) dan takut (Al-Khauf) kepada Allah.
Tetapi sering kali kita dihadapkan dengan suatu hal yang menjadi bumerang (perkataan, perbuatan, ulah, peraturan, dan sebagainya yang dapat merugikan atau mencelakakan diri sendiri, red) dikarenakan manusia itulah penyebab mulanya yang tidak menyandarkan harapan-harapannya kepada Rabb nya.
BACA JUGA:Ciri Seseorang Mati Syahid Menurut Rasulullah SAW