KORANLINGGAUPOS.ID - Siapa disini yang masih takut atau khawatir menambahkan MSG (Monosodium Glutamat) ke masakannya, karena sering dibilang banyak makan micin, bisa bikin bodoh atau penyebab banyak penyakit termasuk kanker.
Melalui Website resminya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berikan penjelasan terkait penggunaan Micin atau MSG.
MSG salah satu bahan tambahan pangan penguat rasa yang paling aman dan diizinkan untuk dikonsumsi. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No.033 Tahun 2012 dengan takaran secukupnya.
Selain itu Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan makanan RI No.23 tahun 2013 tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Penguat Rasa.
BACA JUGA:Inilah 7 Alternatif Pengganti MSG yang Tak Kalah Enak dan Gurih
BACA JUGA:Konsumsi Kuning Telur Plus Olahraga Mampu Membentuk Otot dengan Kalori Tinggi
Maka dari kedua aturan ini pemerintah ingin menegaskan, jika MSG aman dikonsumsi jika dengan batasan jumlah yang sesuai.
Tidak hanya pemerintah kita saja, WHO juga sudah menetapkan asupan harian MSG yang dapat diterima oleh tubuh manusia yakni 0-120 mg/kgBB.
Walaupun MSG aman untuk dikonsumsi, kita tetap harus mengatur asupan MSG harian untuk menghindari efek merugikan yang dapat terjadi akibat konsumsi berlebih.
Untuk itu penting kedepannya memperhatikan kandungan MSG di dalam produk makanan agar tidak melebihi asupan harian maksimal MSG.
BACA JUGA:Konsumsi Bawang Putih Saat Perut Kosong, Pernah Coba? Ini Manfaat Luar Biasa
BACA JUGA:Amankah Ubi Madu Dikonsumsi Penderita Diabetes, Meski Aman Penderita Celiac
Tidak hanya itu, Ketua Persatuan Pabrik MSG dan Glutamic Acid Indonesia (P2MI) juga mengungkapkan sejumlah fakta soal MSG.
MSG jelasnya terbuat dari ekstrak bahan alami (tetes tebu) yang difermentasi. MSG menjadi bahan penguat rasa sehingga olahan makanan memiliki rasa yang gurih.
Namun tidak sama dengan penyedap rasa. MSG memperkuat rasa sedangkan penyedap rasa memberikan citarasa.