MUSI RAWAS, KORANLINGGAUPOS.ID – Kabupaten Musi Rawas (Mura), dikenal sebagai salah satu penghasil pertanian yang ada di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel). Baik dari hasil pertanian padi, jagung, singkong, pepaya, dan hasil pertanian lainnya, yang bisa dijual maupun diolah menjadi berbagai olahan makanan.
Salah satu usaha rumahan yang memanfaatkan hasil pertanian yaitu aneka keripik Habibi, di Desa Wukirsari Kecamatan Tugumulyo Kabupaten Mura.
Saat dibincangi KORANLINGGAUPOS.ID, Minggu 22 Desember 2024 pemilik usaha keripik Habibi, Handayani mengatakan usaha aneka keripik ini sudah berjalan dari tahun 2020.
Awalnya ungkap Handayani, ia membuka usaha produksi batu bata merah. Dikarenakan beberapa faktor akhirnya memutuskan untuk beralih membuka usaha jualan keripik.
BACA JUGA:Keripik Kentang Albaeta, UMKM Yang Berkembang Pesat Karena Pemberdayaan BRI
BACA JUGA:UMKM Keripik Pisang Berkembang Pesat Dengan Adanya Pemberdayaan BRI
Untuk keripik yang dijual ada beberapa olahan seperti keripik pisang, keripik ubi, keripik sukun, dan peyek. Dari berbagai keripik ini dibuat dengan memiliki bermacam-macam rasa. Ada original, pedas, manis, dan asin, yang dijual dengan harga Rp 10.000 per bungkus untuk semua jenis keripik yang dijual.
Untuk pemasarannya sendiri ungkap Handayani, biasanya dijual ke warung milik warga, pasar, dan ada juga yang membeli secara online melalui media sosial sampai luar kota.
Ia menambahkan dalam sekali produksi, bisa menghabiskan seratus buah sukun, ubi kayu 50 Kilogram, pisang 10 tandan dalam satu hari.
Dalam sekali produksi biasanya menghasilkan ratusan aneka keripik, baik keripik ubi, keripik pisang, dan keripik sukun yang dibantu dua karyawan. Membuat keripik ini dilakukan setiap hari dalam produksi, tetapi tergantung lagi dengan bahannya ada atau tidak, karena untuk bahan diperoleh dari para petani.
BACA JUGA:Roatun Warga Ciptodadi Musi Rawas Sukses Produksi 15 Jenis Keripik
BACA JUGA:PKK Kecamatan Lalan Muba Berhasil Olah Kelapa jadi Keripik dan Nata De Coco
Ia menambahkan, bukan hanya terkendala dari bahan, tetapi untuk kendala lainnya yaitu terkendala dari minyak goreng yang sulit didapatkan.
Setiap harinya, apalagi menjelang hari-hari besar seperti lebaran, akan sangat sulit mencari minyak goreng seperti barang langka.
Handayani berharap, usaha miliknya ini bisa terus berkembang hingga bisa membuka toko rumah oleh-oleh khas Kabupaten Mura sendiri.