“Sejak menikah kita sudah komitmen untuk saling mendukung dalam berkarier, saat di rumah kita jadi ibu, saat di tempat kerja kita profesional jadi ibu guru. Jadi dengan komitmen ini semua Alhamdulillah berjalan dengan baik dan lancar,” tuturnya.
Lalu bagaimana pola pendidikan yang diterapkan Ibu Henni sehingga putra putrinya bisa sukses sebagaimana sekarang?
“Saya sejak awal menyadari bahwa saya (ibu,red) itu adalah madrasah pertama bagi anak-anak saya. Artinya, saya jadi sekolah pertama bagi anak- anak saya, apa lagi saya seorang ibu guru tentunya berusaha untuk bisa digugu dan ditiru (jadi teladan,red). Masa’ kita bisa mendidik anak anak lain, anak anak di rumah terbengkalai? Maka yang pertama dan utama saya ajarkan pada anak sejak dini adalah mereka wajib sholat dan mengaji, mengenalkan puasa dari dini, saat jam belajar harus belajar, sebelum magrib apapun aktifitas mereka di luar sana mereka wajib sudah ada di rumah. Dan tak ada acara kongkow kongkow di cafe atau di mana mana. Kalau mau main di malam hari ya pulang harus tepat waktu, dan tidak ada yang merokok,” tutur Ibu Henni yang sangat disiplin dalam mendidik anak-anak.
Diusia remaja , tutur Ibu Henni, pola pendidikan terhadap anak-anak tinggal melanjutkan saja.
BACA JUGA:Anak Pukul Ibu Kandung Pake Tabung Gas Hingga Meninggal, Ternyata Anggota Polisi
BACA JUGA:Bengkel 2 Lantai Terbakar, Anak Pemilik Bengkel Sedih Tak Bisa Selamatkan Ibu dan Adiknya
“Tinggal menambahkan kontrol yang agak lebih ketat lagi agar jangan salah pergaulan. Kemudian, setelah mereka berkeluarga, sebagai orang tua (saya dan suami,red) cukup mengawasi, tidak perlu campur tangan dengan urusan Rumah Tangga anak-anak. Kita harus tahu dalam menempatkan diri, dengan cucung pasti sayang tapi wajib ada batasannya. Khawatir nanti akan merusak, karena dimanja oma dan opanya,” tuturnya.
Bicara masa depan putra putrinya, Hj Henni menyadari sebagaimana orang tua pada umumnya, setiap orang tua pasti ingin yang terbaik untuk anak anaknya.
Ingin anak-anak berkembang dan menjadi yang terbaik untuk masa depannya.
“Tapi saya tidak pernah berusaha memaksa anak harus sekolah ini, harus jadi ini. Biarlah mereka berkembang sendiri dengan cita-citanya, dengan pilihan sekolah yang mereka pilih mudah mudahan mereka bertanggung jawab dengan pilihannya. Sebagai orang tua saya cuma pake "Jalur Langit" mendoakan mereka terus di setiap sujud terakhir saya, sholat sholat malam terus dilakukan apa lagi kalau mereka lagi ujian ujian. Dan Alhamdulillah ada saja kemudahan dan kelancarannya,” tutur ibu yang telah membawa SMAN Terawas menjadi Sekolah Adiwiyata Nasional dan Sekolah Sehat tersebut.
BACA JUGA:DPPA Dampingi Ibu Korban Kasus Penganiayaan di Musi Rawas
BACA JUGA:Memaknai HGN 2024, Ustadz Fahmi : Ingat Bapak Ibu Guru, yang Kita Kejar Adalah Ridho Allah SWT
Dalam parenting yang diterapkan Ibu Henni, ternyata ada hal-hal yang perlu dihindari dalam proses mendidik anak.
“Yang penting dihindari dalam mendidik anak adalah jangan pernah memarahi anak saat mereka sedang makan, sedang bersama teman , atau memperlmalukan mereka apa lagi dengan kekerasan. Jika ini terjadi tentu akan menyebabkan trauma mendalam bagi mereka. Kalau saya sama anak anak cukup dengan suara yang agak meninggi sedikit atau ‘mendelikkan mata’ sedikit mereka sudah paham kalau ibunya sudah marah,” tuturnya.
Ibu Henni mengingatkan, yang perlu kita sadari adalah, ibu adalah role mode bagi anak-anaknya.
“Jadi jika dalam rumah tangga kita selalu berkata baik, mudah-mudahan anak-anak juga akan meniru. Jika kita bisa memberi rasa aman bagi anak-anak kita saat ini, mudah mudahan mereka juga kelak akan berbuat begitu bagi keluarganya. Menjadi ibu itu memang lelah karena syurga itu tidaklah mudah. Pesanku untuk anak-anakku cuma kejarlah akhirat mu dan kelak gandeng ibu ini ke syurgaNya Allah SWT. Semoga Aku diberi sehat dan kuat selalu untuk Anak Anakku, Aamiin Ya Robbal ‘Alaamin,” doanya.