KORANLINGGAUPOS.ID - Rahmat Anugrah (30) menjadi salah satu saksi mata putusnya Jembatan Gantung Objek Wisata Malus, Kelurahan Petanang Ilir, Kecamatan Lubuk Linggau Utara 1 Rabu 1 Januari 2025 sekitar pukul 12.30 WIB.
“Saya asli warga Lubuk Linggau. Tinggalnya di Permai 17 Jalan Kenanga 2,” tutur Rahmat saat diwawancara KORANLINGGAUPOS.ID, kemarin.
Objek Wisata Kasie dan Sungai Malus Batu Pepe sejak lama memang sudah jadi destinasi favorit bagi Rahmat dan keluarga untuk menghabiskan akhir pekan.
“Beberapa bulan sekali ke sana. Kami suka ke sana, karena bisa mandi air langsung di sungai. Kalau ke Air Temam, Watervang atau pusat belanja kan sekadar lihat-lihat saja. Kalau di Kesie dan Malus, kami bisa mandi di sungai. Itu yang bikin kami sekeluarga suka ke sana,” terang Rahmat.
BACA JUGA:Soal Jembatan Putus di Wisata Sungai Malus, Ketua DPRD Bakal Panggil Pihak Terkait
BACA JUGA:Korban Jembatan Gantung Putus di Malus Ada Dari Musi Rawas dan Lubuklinggau, 1 Bayi 10 Bulan
Pun dengan 1 Januari 2025.
Kebetulan ia sedang kedatangan tamu dari Palembang.
Lalu diajaklah sekitar 15 orang anggota keluarga menggunakan 3 mobil ke Objek Wisata Sungai Malus.
“Biasanya saya jarang ke seberang. Kebetulan hari ini maunya ke seberang. Jam 10-an kami datang ke sana sudah padat sekali. Pas mau pulang baik kondisi di sungai dan jembatan Malus penuh, padat. Dan di lintasan jembatan full 50-an orang lewat. Ada juga motor yang sesekali melintasi. Karena memang jembatan itu akses warga sekitar yang mau ke kebun,” tuturnya.
BACA JUGA:Jembatan Gantung Sungai Malus Putus, Puluhan Wisatawan Terluka, Begini Kronologinya
BACA JUGA:Dinas PU Lubuk Linggau Ungkap Penyebab dan Solusi Putusnya Jembatan Wisata Sungai Malus
Saat mau pulang menyeberang jembatan, Rahmat merasakan bahwa kondisi jembatan sudah overload.
“Hampir 100-an orang di atas itu. Kebetulan keluarga kami terpecah jadi 3 kelompok. Ada yang di depan sudah sampai seberang. Ada yang di tengah. Saya dan istri di belakang baru jalan sekitar 15 meter. Jembatan itu panjangnya sekitar 50 meter memang kondisinya sudah usang,” jelas Rahmat.
“Pas jalan 10-15 meter tali jembatan sebelah kiri putus. Ada beberapa orang yang posisinya lagi santai makan pop mie do bawah jembatan. Termasuk saya dan istri sempet nyangkut di jembatan. Sampai luka memar di kaki dan tangan. Ada sekeluarga parah juga sempet dibawa ke RS Petanang sampai RS belum sadar juga. Lalu ada anak bayi usianya sekitar 10 bulan. Saat kejadian itu kayaknya lagi digedong sama ibuknya, nyeberang, mungkin kelepas atau dalam gendongan dia kejepit besi jembatan. Memang kondisinya ngga papa. Langsung cepat diselamatkan. Semantara bapaknya saya lihat kaki pahanya luka mungkin kena besi jembatan. Celana jeans sampai robek. Setelah kejadian, ada dari pihak sana menghubungi kepolisian dan datanglah sekitar 3 ambulance membawa para korban ke RS Petanang, Polisi mengamankan, dipasangi garis polisi dan tempat wisata ditutup sementara,” paparnya.