Tekanan mental juga menjadi risiko besar bagi anggota Kopassus. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan gangguan psikologis di antaranya:
- Stres akibat misi berbahaya
- Tekanan untuk selalu siap siaga
- Pengalaman traumatis saat operasi
Banyak prajurit yang mengalami gangguan stres pascatrauma (PTSD) setelah terlibat dalam pertempuran berat.
Beberapa mengalami depresi atau kesulitan beradaptasi dengan kehidupan sipil setelah pensiun.
5. Risiko Keluarga
Menjadi anggota Kopassus juga berarti harus siap berkorban dalam kehidupan pribadi.
Prajurit sering ditugaskan dalam operasi rahasia dengan durasi yang tidak menentu.
BACA JUGA:Kepala BIN Diganti, Sosok Letjen Purn Herindra Pilihan Jokowi dari Kopasus
Banyak dari mereka harus meninggalkan keluarga selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.
Hal ini tidak hanya berdampak pada hubungan keluarga, tetapi juga dapat memicu tekanan emosional bagi prajurit dan keluarganya.
Menjadi anggota Kopassus adalah kebanggaan sekaligus tantangan besar.
Mereka harus melewati seleksi berat, latihan ekstrem, dan misi berbahaya yang mempertaruhkan nyawa.
BACA JUGA:Mantan Kopasus, Jenderal Agus Subianto Panglima TNI, Begini Perjalanan Kariernya