Justru, ia mendorong adanya integrasi antara teknologi dan pembelajaran berbasis teks agar siswa tetap gemar membaca.
“Kita tidak boleh kehilangan minat baca, pembelajaran AI harus diselaraskan dengan dorongan membaca buku, baik cetak maupun digital. Konteks kehidupan sehari-hari juga perlu masuk dalam pembelajaran,” tambahnya.
Masuknya pelajaran coding dan AI ke dalam kurikulum nasional dinilai sebagai langkah strategis.
Tak hanya membekali siswa dengan kemampuan teknis, program ini juga diharapkan melatih daya pikir logis, kreatif, dan adaptif.
BACA JUGA:8 Mei 2025 Ada 3 Hari Penting Sesuai Isu Kepentingan Kesejahteraan Sosial
Saat ini, Kementerian Pendidikan telah menyelesaikan naskah akademik dan capaian pembelajaran untuk pelajaran coding dan AI.
Peraturan menteri sebagai dasar hukum pelaksanaannya pun tengah menunggu diterbitkan.
Langkah ini menjadi sinyal kuat bahwa Indonesia serius menyiapkan generasi yang mampu bersaing secara global.
Di tengah revolusi digital, keterampilan seperti pemrograman, pengolahan data, hingga pemahaman etika AI menjadi semakin penting.
BACA JUGA:Program Bedah Rumah 2025 Mulai Dikerjakan Dana APBD Kabupaten Musi Rawas
Dengan diberlakukannya pelajaran coding dan AI, Mu’ti berharap siswa tak hanya menjadi pengguna teknologi, melainkan pencipta yang mampu memecahkan masalah nyata.
“Kita ingin anak-anak Indonesia tidak hanya konsumtif terhadap teknologi, tapi bisa jadi kreator yang menyelesaikan masalah lewat inovasi,” tutupnya.