“Segeralah ke fasilitas kesehatan untuk menghindari hal yang tidak diinginkan,” pesannya.
Dikutip KORANLINGGAUPOS.ID dari laman Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia, DBD adalah penyakit yang ditularkan oleh gigitan nyamuk bernama Aedes aegypti.
Penyebab DBD adalah virus dengue yang ditularkan kepada manusia melalui nyamuk Aedes Aegypti. Ketika nyamuk tersebut menggigit manusia, virus masuk ke dalam tubuh manusia.
Nyamuk Aedes aegypti umumnya berukuran kecil dengan tubuh berwarna hitam pekat, memiliki dua garis vertikal putih di punggung dan garis-garis putih horizontal pada kaki.
BACA JUGA:Lurah Karya Bakti Fokus Turunkan Stunting
Nyamuk ini aktif terutama pada pagi hingga sore hari, meskipun kadang-kadang mereka juga menggigit pada malam hari. Mereka lebih sering ditemukan di dalam rumah yang gelap dan sejuk dibandingkan di luar rumah yang panas.
Gejala utama penyakit DBD meliputi demam mendadak yang tinggi, mencapai suhu hingga 39 derajat celsius. Demam ini berlangsung terus-menerus selama 2-7 hari, kemudian turun dengan cepat.
Gejala lain yang biasanya terjadi adalah nyeri kepala, menggigil, lemas, nyeri di belakang mata, otot, dan tulang, ruam kulit kemerahan, kesulitan menelan makanan dan minuman, mual, muntah, gusi berdarah, mimisan, timbul bintik-bintik merah pada kulit, muntah darah, dan buang air besar berwarna hitam.
Pada fase kritis penyakit ini, suhu tubuh menurun dan tubuh terasa dingin, meskipun penderita mungkin merasa seperti sudah sembuh. Namun, pada fase ini perlu waspada karena dapat terjadi sindrom syok dengue yang dapat mengancam jiwa.
BACA JUGA:Pesona Masjid Agung Darussalam Musi Rawas, Megah dan Anti Sepi
Teknis pengobatan pasien DBD meliputi konsumsi banyak cairan untuk mencegah dehidrasi, baik melalui cairan oral maupun melalui cairan intravena jika diperlukan. Pasien juga disarankan untuk beristirahat total dan melakukan kompres pada tubuh untuk membantu mengatasi demam.
Obat simptomatik seperti penurun panas (misalnya parasetamol) dan obat antimual dapat diberikan untuk meredakan gejala. Penting untuk selalu berkonsultasi dengan dokter yang memeriksa untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Untuk mencegah DBD, beberapa langkah pencegahan dapat dilakukan, seperti menguras tempat penampungan air, menutup wadah-wadah penampungan air, mengubur barang-barang bekas, menjaga kebersihan rumah, menggunakan lotion atau obat nyamuk, melakukan penyemprotan nyamuk atau fogging, menggunakan kelambu saat tidur, menggunakan kawat nyamuk pada ventilasi rumah, dan mengenakan pakaian tertutup serta pakaian berwarna terang. Vaksinasi dengue juga dapat dilakukan pada anak-anak berusia 9-16 tahun.
Biasanya, Tim Puskesmas Swasti Saba akan mendata rumah-rumah dan lingkungan orang yang terjangkit DBD.
BACA JUGA:Durian Jukung Andalannya Wong Lubuklinggau, Cubolah!
Tujuannya untuk memutus rantai penularan penyakit DBD dengan mencegah berkembangnya jentik nyamuk, sedangkan penanganan kasus DBD harus sesuai dengan SOP yang berlaku antara lain, PE (Penyelidikan Epidiemologi), PJK (Pemantauan Jentik Berkala), hingga fogging.(*)