KWT Melati Dukung Program Go Green
LINGGAUPOS.BACAKORAN.CO - Ditengah anjloknya harga buah pinang dipasaran, banyak masyarakat menganggap buah tersebut tak lagi ada gunanya. Namun itu bagi warga di Desa Sukakarya, Kecamatan STL Ulu Terawas, Kabupaten Musi Rawas. Buah ini justru dimanfaatkan hingga menghasilkan cuan.
Laporan Apriyadi, Musi Rawas
DI Desa yang terletak dibawah kaki Bukit Cogong dan berjarak hanya 40 km dari pusat Kabupaten ini sebagian warganya masih mengandalkan dari hasil pertanian.Seperti dari lahan persawahan, karet, sawit dan kopi.
Sedangkan untuk petani buah Pinang masih hal baru disana. Bahkan belum ada petani pinang yang berkelompok. Namun sejak adanya KWT Melati, kini hampir semua halaman rumah warga menanam pohon pinang.
Majunya pelaku UMKM KWT Melati ini pun tak terlepas dari bantuan yang mereka terima dari pihak pertamina untuk menunjang usahanya ini. Sehingga budidaya buah pinang yang mereka rintis bisa maju dan berkembang pesat sampai saat ini. Dan kini sudah memiliki rumah produksi pinang sendiri.
BACA JUGA:Liga 1: Prediksi Persib Bandung vs PSS Sleman, Tuan Rumah Yakin Tiga Poin
Mereka dibantu mulai dari alat budidaya pinang hingga alat pengepakan hasil budidaya buah pinang.
Saat diwawancarai Tim Linggau Pos, Suhartini selaku Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Melati menceritakan berdirinya KWT melati di Desa Sukakarya ini tahun 2014. Namun saat itu belum teregistrasi, dan baru teregistrasi 2017 di Dinas Pertanian Kabupaten Musi Rawas (Mura). Sedangkan untuk CSR ke Pertamina Pendopo Fiel 2019.
Terbentuknya KWT ini jelasnya, juga lantaran adanya pandemi Covid19. Saat itu banyak ibu-ibu mengeluh suaminya kena PHK yang membuat pendapatan mereka berkurang .
“Bahkan ada anggota kami seorang janda yang harus menghidupi orang tua dan anak-anaknya, ada juga seorang janda yang pernah merantau ke luar negeri. Untuk itu kami sepakat membentuk KWT Melati ini. Hingga saat ini, terbukti banyak sekali manfaat adanya usaha produksi pinang ini dan ada nilai jualnya yang bisa menghasilkan. Ibu-ibu pun pendapatan keluarganya terbantu,” jelas ibu yang betumbuh gempal ini.
BACA JUGA:Setiap Kecamatan Punya Legenda Makam Keramat
Kami lanjutnya, terinspirasi membudidaya buah pinang, karena disaat itu buah pinang jarang dimanfaatkan orang dan harganya sangat murah. Lalu timbulah ide untuk memproduksi dan membudidaya buah pinang agar menjadi sesuatu yang bernilai jual. Jus pinang mereka pilih, juga berawal dari suami yang suka minum jus pinang.
“Awalnya kita produksi bandrek pinang, dan saat itu gagal terus. Namun kami terus berusaha sampai akhirnya bandrek pinang menjadi viral. Kita juga mulai mengikuti lomba hingga ke Malaysia dan hasilnya sangat memuaskan,” ungkapnya.
Istri dari Ngadiono ini mengaku, diawal anggota mereka hanya 30 orang. Namun seiring berkembangnya usaha mereka sekarang menjadi 60 anggota yang terbagi berdasarkan turunan pinang.