BACA JUGA:Simak Cara Pembuatan Akun SNPMB 2024
Peristiwa-peristiwa kehidupan misalnya, pertengkaran yang kerap terjadi di tempat kerja atau di rumah tangga, kesulitan keuangan, dan ancaman yang menetap terhadap keamanan (tinggal di daerah yang berbahaya atau konflik) dapat pula mencetuskan depresi.
Lalu bagaimana peran keluarga, lingkungan dan tenaga medis dalam mengantisipasi situasi tersebut? Yang terpenting adalah segera mengenali perubahan perilaku yang terjadi pada individu yang mengalami gejala awal depresi.
Biasanya individu tersebut mulai banyak keluhan fisik yang tidak kunjung sembuh, perilaku yang menarik diri dari pergaulan sosial, menjadi pendiam serta mudah tersinggung (iritabilitas) akibat emosi yang tidak stabil.
Cara mencegah seseorang yang depresi bunuh diri, pertama, usahakan tidak bersikap menghakimi atau menyalahkan, namun langkah terbaik adalah bersikap empati dengan mendengar segala keluh kesahnya sambil terus berupaya menyarankan individu tersebut untuk datang berobat ke pelayanan kesehatan terdekat.
BACA JUGA:Dosen Wajib Tahu, 7 Aturan Baru Tentang Penyederhanaan Akreditasi Perguruan Tinggi
Disamping itu, cara kedua, salah satu upaya dalam Ilmu Kedokteran Jiwa adalah pendekatan komunitas.
Yaitu upaya maksimal untuk memberikan edukasi, advokasi dan berbagai upaya preventif lainnya untuk mengurangi dampak akibat gangguan jiwa. Upaya yang dirasakan sangat efektif dan efisien adalah deteksi dini gangguan depresi di masyarakat.
Dengan memberikan pelatihan dan ketrampilan mendiagnosis depresi secara cepat serta tepat kepada dokter umum di pusat pelayanan kesehatan primer (Puskesmas/klinik umum), diharapkan dapat menekan angka kematian akibat depresi berat yaitu bunuh diri.
Ketiga, pencegahan yang tidak kalah pentingnya adalah advokasi kepada para tokoh masyarakat dan keluarga untuk mengenal gejala dini dari berbagai gangguan jiwa, khususnya depresi.
BACA JUGA:Guru Sertifikasi dan Non Sertifikasi Wajib Kumpulkan Minimal 32 Poin Kinerja, Begini Panduannya
Sehingga jika ada anggota keluarganya yang mulai tampak terjadi perubahan perilaku ke arah berbagai gejala depresi, maka sesegera mungkin membawanya ke pusat pelayanan kesehatan. Dengan pengobatan yang komprehensif dan holistik, yaitu biologi (obat-obatan), psikosoial (psikoterapi/konseling) dan spiritual, maka insya Allah individu yang mempunyai kecenderungan memiliki kepribadian yang rentan depresi akan dapat tertolong dengan mengetahuinya secara dini. Sehingga dampak terhadap gangguan kesehatan jiwa akibat pandemi dan kondisi perekonomian global yang berimbas hingga ke segenap lapisan masyarakat, dapat dihindari dan diminimalisir.(*)