"Setelah dimediasi, kedua belah pihak sudah dimintai keterangan dan hasilnya tidak terbukti adanya tindakan pelecehan dan hanya miss komunikasi saja," sampai Kades.
Berbanding terbalik, saat dikonfirmasi BETV yang dikutip KORANLINGGAUPOS.ID kepada salah satu keluarga dekat korban berinisial AT melalui sambungan telepon, meyakinkan bahwa korban benar-benar telah mendapatkan perlakuan tidak mengenakkan.
Menurutnya, bahwa korban berangkat dari rumah dari pagi hari untuk mengerjakan input data yang diminta oknum Caleg tersebut, pada saat itulah korban mendapatkan perlakuan yang tidak senonoh.
Apalagi saat korban pulang ke rumah, langsung melaporkan kejadian tersebut kepada orangtuanya untuk kemudian melaporkan hal tersebut kepada Kepala Desa.
"Malam ini memang dimediasi di kediaman Kepala Desa tapi hasilnya hanya salah paham. Tapi logika saja, kalau tidak ada tindakan asusila tersebut, anak ini pulang ke rumah dan melaporkan tindakan tersebut, memang anak ini dibawah umur. Saya mau ngobrol sama anak ini, tapi belum bisa karena anak ini lagi ketakutan (trauma)," ujarnya.
Sementara AP oknum Caleg PPP saat akan dikonfirmasi atas dugaan pelecehan tersebut, Caleg tersebut menolak dan langsung berlari ke dalam mobilnya dan enggan memberikan penjelasan terkait dugaan pelecehan tersebut.
BACA JUGA:Kenali Gejala Usus Buntu dan 8 Makanan yang Sebaiknya Dihindari
Lalu bagaimana mengenali gejala-gejala masalah psikologis yang muncul pada korban kekerasan seksual?
Dikutip KORANLINGGAUPOS.ID dari laman resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI,
ada 4 gejala yang bisa terlihat dari seseorang yang mengalami kekerasan seksual.
Pertama, gejala fisik meliputi sakit kepala, jantung berdebar, napas sesak dan pendek, perut nyeri, dan otot tegang.
Kedua, gejala emosi meliputi cemas, marah, sedih, frustrasi, merasa sendiri, merasa dikucilkan dan sepi.
BACA JUGA:Pemkot – Kejari Lubuklinggau Teken MoU Terkait Masalah Perdata dan TUN
Ketiga, gejala perilaku meliputi pola makan dan tidur terganggu, malas bergerak, agresif, sering menunda pekerjaan.
Keempat gejala kognitif meliputi sulit fokus, kurang konsentrasi, mudah lupa, sulit membuat keputusan, pikiran berulang.