Ini orang yang transaksional. Betul ya. Kalau Anda baik saya, saya akan berikan Anda. Tapi kalau Anda berbuat keburukan ke saya, saya akan apa? Buat juga keburukan ke antum. Ini yang pertama. Jadi nggak boleh, Ikhwan ya.
Subhanallah. Kita kan begitu ya. Ente baik sama ana, oke, ente buruk sama ana, ana bisa lebih buruk dari itu. Salah ini. Ini yang pertama. Yang kedua, kata Imam Al Mawardi, yang kedua, man la yu'minu wala yasta'in. Orang yang nggak peduli sama sekali nih, nggak ngebantu, nggak mau dibantu juga. Sudah hidupnya sendiri aja, ananiah, egois.
BACA JUGA:Sejarah STAI Ar-Risalah Musi Rawas, Pusat Pendidikan Tinggi Islam yang Unggul
BACA JUGA:Rumah Tahfidz Taman Islam Lubuk Linggau Menyemai Semangat Remaja Masjid Lewat Seni Hadroh
Sudah ini enggak boleh nih, Ikhwan. Subhanallah. Kita hidup di atas muka bumi ini bukan sendiri. Subhanallah. Raja hutan saja di hutan nih. Bayangkan, raja hutan itu ada pasangannya. Betul ya? Masyaallah.
Apalagi manusia makhluk sosial yang hidup kemudian pasti bermuamalah dengan manusia lain. Enggak mungkin kemudian apa? Hanya memikirkan dirinya sendiri. Nauzubillah. Yang ketiga ini paling buruk.
Nauzubillah. Ni men yasta'in wala yu'in. Dia cuma mau ditolong, diberikan kebaikan, tapi nggak mau berikan kebaikan. Nauzubillah. Kalau di dirinya apa? Apa butuh harus tolong ana dong.
Tapi kalau orang lain butuh tutup mata dia urus sendiri tuh paling buruk ini. Nauzubillah minzalik akbah. Yang keempat, nah ini dianjurkan man yu'in wala yasta'in. Yang membantu tanpa mengharapkan bantuan dari orang.
Subhanallah. Ini realisasi dari kata dari ayat iyyaka na'budu wa iyyaka nastain. Ini ikhwan man yuin wala yastain. Dia membantu. Masyaallah. Dan nggak memikirkan tuh memikirkan apa kemudian orang membantu dirinya dan seterusnya.
Karena dia hanya kemudian meminta pertolongan kepada Allah azza wa jalla. Dia menolong orang, orang lain menolong dirinya atau tidak. Enggak ada urusan. Yang penting saya menolong orang dan kemudian apa? Allah azza wa jalla akan tolong saya.
BACA JUGA:Rumah Dan Keluarga Di Dalam Islam Memiliki Kedudukan Yang Sangat Fundamental
BACA JUGA:Warga Kosgoro Musi Rawas Antusias Sambut Tahun Baru Islam dengan Doa Bersama
Iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'in. Itu istimewa tuh, Ikhwan. Subhanallah. Ini empat nih. Kira-kira kira-kira jawab dalam hati saja. Kita termasuk yang mana ini kira-kira? Dalam hati saja.
Dalam hati. Betul ya? Aku teriak nanti kalau jawab yang ketiga kan bahaya. Masyaallah. Betul ya. Nauzubillah. Allah tabaraka wa ta'ala memerintahkan dalam Al-Qur'anul Karim agar kita saling tolong-menolong dalam perbuatan kebaikan dan ketakwaan.
Dan jangan tolong-menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan. Allah berfirman dalam surat Al Maidah ayat kedua. Ta'awanu alal birri wat taqwa wala taawanu alalmi wal udwan. Dan saling tolong-menolonglah kalian dalam perbuatan kebaikan dan ketakwaan.
Dan jangan kalian saling tolong-menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan. Ini kebanyakan subhanallah salah dibalik ayatnya. Kalau dalam masalah dosa, oh tolong-menolong. Kenapa? Wah kalau enggak enggak deh.