Sementara itu, cuaca panas biasanya terjadi karena di udara tidak ada awan, sehingga sinar Matahari langsung ke bumi.
Ketika kondisi tersebut, panas Matahari optimal memancar karena tanpa ada penghalang.
Guswanto pun menyoroti istilah feel-like temperature yang dipakai untuk menggambarkan suhu yang dirasakan oleh manusia di luar angka suhu di termometer.
Yang dirasakan, di luar cuaca cerah, suhu terasa panas, itu kalau di dalam istilah kita ada namanya feel like.
BACA JUGA:Bikin Corn Dog Khas Korea dari Rumah
Seolah-olah seperti, hanya perasaan yang mengukur, bukan alat ukur, termometer.
Menurut keterangan BMKG, feel-like temperature atau suhu yang dirasakan adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sensasi suhu yang dirasakan oleh manusia.
Berdasarkan suhu udara, kelembapan dan faktor lain seperti kecepatan angin dan sinar Matahari.
Saat suhu udara panas ditambah dengan kelembapan udara tinggi, udara sekitar sudah mengandung banyak uap air.
BACA JUGA:Banyak Cat Lovers yang Belum Tahu, Inilah 8 Fakta Menarik Kucing Lynx
Hal ini memicu keringat tidak dapat menguap dengan cepat dan akhirnya "membuat suhu terasa lebih panas."
Sementara, saat udara panas ditambah kelembapan udara rendah, udara sekitar tidak mengandung banyak uap air.
Hal ini membuat keringat menguap dengan cepat sehingga membuat suhu udara terasa lebih dingin.
BMKG juga menjelaskan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki tingkat kelembapan yang tinggi sehingga suhu udara di Indonesia terasa lebih hangat.
BACA JUGA:Inilah 10 Aplikasi Pelacak Handphone Hilang Terbaik 2024, Yuk Simak Disini!
Masalahnya, wilayah Indonesia punya kecenderungan kelembapan udara tinggi karena merupakan negara kepulauan dan dikelilingi oleh lautan yang hangat.