BACA JUGA:Oknum Caleg Diduga Lakukan Kekerasan Seksual, Kenali Gejala yang Dialami Korban
Gejala emosional yang kuat dialami oleh korban yaitu menangis, senyum dan tertawa tanpa sebab yang jelas, terlihat tenang dan terkontrol, seperti tidak terjadi apa-apa, afek datar, marah, ketakutan, cemas/khawatir, shock, ekspresi emosi tumpul
Reaksi akut di atas muncul karena ketakutan akan cedera fisik, keamanan dan kematian.
Setelah ybs. merasa aman, maka akan muncul berbagai gejala lain yaitu: mood swing (kadang senang, kadang sedih), merasa terhina, harga diri rendah, malu, rasa bersalah, menyalahkan diri sendiri, merasa tidak berdaya, merasa tidak punya harapan, marah, ingin balas dendam, dan takut kejadian terulang.
Kedua, fase jangka panjang. Fase ini terjadi setelah 2-3 minggu kejadian.
BACA JUGA:34,51Persen Peserta Didik Berisiko Mengalami Kekerasan Seksual, ini Tugas TPPK di Sekolah
Pada fase ini, korban mulai melakukan reorganisasi kehidupannya, bisa terjadi 2 hal, pertama korban bisa kembali beradaptasi dengan keadaan, serta kembali berfungsi dan produktif.
Atau kedua, korban tidak bisa menyesuaikan dengan keadaan, gejala pada fase akut menetap, muncul berbagai gejala psikologis yang dapat mengganggu fungsi dan aktivitas sehari-hari.
Kemampuan korban kekerasan seksual melewati fase ini bergantung pada umur korban, semakin muda semakin sulit beradaptasi untuk pulih, support system dan dukungan yang diperoleh, kepribadian dasar yang dimiliki sebelumnya dan situasi kehidupan yang dijalani.
Apabila tidak teratasi dengan baik, maka korban kekerasan seksual dapat mengalami berbagai gangguan kejiwaan seperti PSTD (Post Traumatic Stress Disorder/Gangguan Stres Pasca Trauma), depresi, ansietas (kecemasan), psikotik (gangguan dalam menilai realitas, ditandai dengan adanya halusinasi dan delusi/waham) dan gangguan seksualitas maupun yang lainnya.
BACA JUGA:SMPN 3 Lubuklinggau Komitmen Edukasi Pelajar Mencegah Kekerasan SeksualLalu bagaimana tips cegah eksploitasi dan kekerasan seksual pada anak?
Kekerasan seksual pada anak adalah suatu kejahatan serius yang dapat berdampak negatif dan mengakibatkan trauma mendalam bagi korban. Oleh sebab itu, orangtua sangatlah berperan penting dalam langkah pencegahan kekerasan seksual dan eksploitasi pada anak.
Dikutip KORANLINGGAUPOS.ID dari laman POLRI, para orangtua diajak lebih peduli dengan lingkungan sekitar kita agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Berikut tips cegah eksploitasi dan kekerasan seksual pada anak.
Yaitu, membangun komunikasi yang baik dengan anak, mendengarkan cerita anak, mengajak anak berdiskusi agar tidak salah dalam bergaul, mengedukasi anak untuk menjaga dan melindungi tubu, mengajari anak menolak ajakan bertemu dari orang yang baru dikenal dan mengajarkan untuk berkata tidak pada orang asing yang meminta menunjukkan bagian tubuh.(*)