KORAN LINGGAU POS.ID - Berbagaimacam rasa yang dirasakan perempuan ketika sedang haid atau datang bulan. Arikel kali ini KORAN LINGGAU POS.ID menyajikan artike tentang haid dilansir dari ALODOKTER.COM.
Sakit haid bisa disebabkan oleh banyak hal dan perlu diatasi dengan baik supaya nyeri yang muncul mereda dan tidak mengganggu aktivitas.
Sakit haid ditandai dengan nyeri berdenyut atau kram pada perut bagian bawah yang muncul sebelum atau sesudah menstruasi.
Sakit haid (dismenore) terbagi menjadi dua jenis, yakni dismenore primer dan dismenore sekunder. Dismenore primer adalah sakit haid yang akan segera hilang setelah menstruasi berakhir, berlangsung selama 3 hari, dan tidak disebabkan oleh kondisi medis atau penyakit tertentu.
BACA JUGA:Inilah 7 Manfaat Mengkonsumsi Sukun Untuk Meningkatkan Kesehatan Tubuh
Sementara dismenore sekunder adalah sakit haid yang muncul akibat adanya gangguan atau infeksi pada organ reproduksi.
Biasanya, sakit haid yang disebabkan oleh dismenore sekunder akan berlangsung lebih lama dari sakit haid pada umumnya. Bahkan, bisa terus berlanjut meski periode haid sudah selesai.
Penyebab Sakit Haid
Sakit haid bisa muncul dengan intensitas ringan hingga berat. Penyebab sakit haid pun beragam, antara lain:
Kontraksi otot rahim
Saat haid, otot rahim akan berkontraksi untuk membantu meluruhkan dinding rahim agar darah haid bisa keluar. Kontraksi otot rahim ini membuat pembuluh darah di sekitar rahim tertekan, sehingga membuat suplai darah dan oksigen ke rahim terhenti.
BACA JUGA:7 Cara Mengatasi Bruntusan Di Hidung Yang Efektif, Yuk Simak Disini
Ketika kondisi ini terjadi, jaringan rahim akan melepaskan prostaglandin, yaitu senyawa kimia yang dapat menyebabkan kontraksi otot rahim makin kuat sehingga membuat sakit haid muncul.
Kondisi medis atau penyakit tertentu
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, sakit haid bisa disebabkan oleh kondisi medis tertentu, yang disebut sebagai dismenore sekunder. Beberapa kondisi medis atau penyakit yang bisa menyebabkan sakit haid adalah seperti fibroid rahim, endometriosis, adenomiosis, penyakit radang panggul, dan stenosis serviks.