KORANLINGGAUPOS.ID- Peran bapak dalam keluarga sering kali dianggap sebagai figur yang kuat dan stabil, yang tidak pernah menunjukkan kelemahan atau emosi negatif seperti rasa sakit dan sedih.
Namun, ada beberapa alasan psikologis dan sosial yang mendasari perilaku bapak dalam keluarga sering kali dianggap sebagai figur yang kuat dan stabil.
Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi beberapa alasan mengapa banyak peran bapak cenderung tidak menunjukkan rasa sakit dan sedih secara terbuka.
1. Kultur Maskulinitas
BACA JUGA:Bapak dan Bunda Asuh Anak Stunting Lubuklinggau Terima SK
1. Pengertian tentang Maskulinitas
Dalam banyak budaya, maskulinitas sering dikaitkan dengan kekuatan, ketangguhan, dan keberanian.
Banyak bapak merasa bahwa menunjukkan rasa sakit atau sedih dianggap sebagai tanda kelemahan dan bertentangan dengan citra maskulin yang diharapkan.
2. Tekanan Sosial
BACA JUGA:Dapat Perhatian dari Bapak Asuh, Ibunda Alta : Terima Kasih Pak Kapolres Lubuklinggau
Bapak sering merasa tertekan oleh norma-norma sosial yang menuntut mereka untuk menahan emosi negatif dan menunjukkan kekuatan di hadapan keluarga dan masyarakat.
2. Peran Tradisional dalam Keluarga
1. Peran sebagai Pemimpin
Sebagai kepala keluarga, banyak bapak merasa bertanggung jawab untuk memberikan dukungan dan ketenangan kepada anggota keluarga.
BACA JUGA:Yuk Berburu Diskon Pasti Promo Di Indomaret, Mulai Dari 7 Hingga 13 Februari 2024