LUBUKLINGGAU, KORANLINGGAUPOS.ID - Ketan Bintul merupakan salah satu kuliner khas Ramadhan karena biasanya hanya dijual saat bulan Ramadhan.
Inilah kuliner yang selalu dicari warga Banten saat Ramadhan untuk dijadikan takjil atau berbuka puasa.
Konon sudah ada sejak abad ke-16, masakan ini terbuat dari beras ketan dan di atasnya diberi serundeng (kelapa parut yang dipanggang dengan berbagai bumbu).
Sebagai lauknya, Ketan Bintul biasanya dicelupkan ke dalam kuah semur daging sapi dan ada pula yang memakannya dengan empal daging sapi.
Makanan favorite kesultanan Banten. -Foto: Tangkap layar Instagram.com-@wongserang
BACA JUGA:Yuk Bikin Bubur Kanji Rumbi Khas Aceh yang Legendaris
Setelah puasa berakhir, para pedagang tidak lagi menjual makanan ini. Selain itu, ada cerita di masyarakat setempat bahwa Sultan Banten sangat menyukai bakpao untuk berbuka puasa.
Ketan Bintul adalah makanan khas Banten yang terbuat dari beras ketan yang ditaburi serundeng berbahan kelapa bakar dan ditambah bumbu.
Ketan Bintul merupakan makanan tradisional yang biasa dihidangkan untuk berbuka puasa atau takjil di bulan Ramadhan.
Beras ketan Bintul juga merupakan makanan bersejarah yang sudah ada sejak abad ke-16 dipersembahkan kepada Sultan Maulana Hasanidun.
BACA JUGA:Rekomended! Santap Sore Seblak Ayuk Key di Lubuklinggau
Pada masa itu, Ketan Bintul merupakan makanan yang disajikan kepada para bangsawan dan juga tamu kerajaan.
Ketan Bintul merupakan makanan yang memiliki filosofi.
Terbuat dari beras ketan, Ketan Bintul artinya beras ketan. Ketan juga diartikan sebagai sikap persatuan dan persaudaraan.
Jadi filosofi Ketan Bintul adalah dekat dengan orang lain, baik itu hubungan saudara, sahabat atau saudara.