Selanjutnya bergeser ke Kabupaten Lahat. “Di Lahat jadi pengemis juga, numpang tidur dari masjid ke masjid,” kenangnya.
Saat bersembunyi di Lahat itulah, dia mendapat pesan ke handphone (hp) miliknya. Bahwa dia jadi buronan polisi, atas kasus pembunuhan penumpang motor itu.
"Sekitar 15 hari dari kejadian itu, hp langsung saya jual. Uangnya buat ongkos naik bus ke pulau Jawa,” ulasnya.
Sampai di Jakarta, Bambang Gunawan tidak ada keluarga. Sempat jadi gelandangan di terminal.
Sampailah dia ke Muara Angke, mencari pekerjaan. Dia mengaku bernama Roy Martin, dan diterima bekerja jadi anak buah kapal. “Kerja di kapal pencari cumi-cumi,” bebernya.
BACA JUGA:Protes Serangan Israel, Tentara AU Amerika Bakar Diri, Teriak : Free Palestina!
Selama berlayar mencari cumi-cumi, dia tidak mendapatkan upah. Sebab, sudah beberapa kali ngebon ke pemilik kapal. Mulai dari Rp 1 juta hingga Rp 3 juta.
“Kalau lagi dapat hasil banyak dan upahnya lebih besar dari bon saya, baru saya dikasih uang. Jadi tidak tentu,” imbuhnya.
Lain halnya kalau cumi-cumi atau ikan yang didapat Bambang dari hasil memancing sendiri, itu bisa jadi seseran buatnya sendiri.
”Sekarang (setelah ditangkap), saya cuma pasrah menerima hukuman. Waktu kejadian itu, saya baru bebas 1 tahun. Kasus melukai pipi Ogek, lagi mabuk juga,” jelasnya.
(*)