BACA JUGA:Sudah Terbukti, Begini Cara Benar Menghindari Terkaman Harimau
"Jadi saya tidak takut lagi memikirkan ada buaya atau antu banyu. Daripada ditembak polisi,” cetus residivis kasus penganiayaan itu.
Mengenai motifnya, diakui Bambang hanya salah sasaran. Dia tidak berniat membunuh korban, kenal pun tidak.
Alasan Bambang, saat dia dan Alex hendak menyeberang jalan malam itu, nyaris tertabrak motor yang ditumpangi korban.
Bambang juga menuding pengemudi motor itu (Wahyu), ngebut dan ugal-ugalan.
Sehingga dia kesal, mencabut pisaunya, hendak menikam pengemudi motor itu.
"Target saya itu teman korban (saksi Wahyu), yang seolah-olah menantang," katanya.
BACA JUGA:Polisi Bubarkan Pesta Malam di Musi Rawas, Begini Cara Melaporkannya
Namun Wahyu mengelak, ayunan pisau itu mengenai korban Yuliani yang dibonceng. "Malah kena temannya yang dibonceng,” sesal Bambang.
Pengakuan Bambang ini, berbeda dengan cerita Wahyu Alexander alias Alex, saat tertangkap Oktober 2021 silam.
Versi Alex, dia bertengkar dengan Bambang saat mabuk tuak.
Alex lalu menghentikan motor korban, hendak minta uang tambahan beli tuak. Tapi tiba-tiba Bambang menusuk korban.
Kembali lagi melanjutkan cerita versi Bambang, setelah menyeberangi Sungai Musi dan tiba di Tangga Buntung, dia sekitar 7 hari jadi gelandangan.
Memulung barang rongsokan, agar bisa beli makan. “Terkumpul duit Rp300 ribu, saya pakai buat ongkos ke Prabumulih. Di sana jadi pengemis, bawa kardus minta sedekah dari rumah ke rumah,” ucapnya.
BACA JUGA:Meninggal, Tentara Amerika yang Bakar Diri Seorang Pilot DevOps Engineer, Free Palestina
Beberapa hari di Kota Prabumulih, dia berpindah lagi ke Kabupaten Muara Enim. Juga menjadi pengemis di pasar.