Dari kelompok tersebut, amatoxins (alpha-amanitin) yang paling memberikan efek berbahaya ketika meracuni manusia.
Hati adalah organ yang menjadi target utama untuk dirusak oleh racun dari jamur death cap ini. Selain itu, organ lainnya juga akan terkena dampak dari racun ini terutama ginjal.
Gejala keracunan biasanya muncul dalam 8 hingga 12 jam setelah memakan jamur ini.
BACA JUGA:9 Makanan Khas Daerah Ini Punya Nama Jorok, Ada Memek dan Jembut Lho!
Gejala keracunan jamur death cap antara lain muntah, tekanan darah rendah, diare, kejang hingga koma yang berujung pada kematian.
5. Anti racun
Peneliti berhasil menemukan obat penawar jamur mematikan ini. Penawar jamur death cap ini adalah pewarna fluoresen.
Pewarna fluoresen atau Indocyanine Green (IGC) adalah pewarna yang biasa digunakan dalam medis untuk membantu menilai fungsi jantung dan hati.
BACA JUGA:Wajib Coba Kelezatan 20 Makanan Khas Cirebon,Jangan Lupa Disantap Salah Satunya Nasi Lengko
Peneliti menemukan hal mengejutkan di mana pewarna ini bisa menghentikan alfa-amanitin (AMA) yang disebabkan karena jamur topi kematian.
Kandungan ICG dalam pewarna fluoresen mampu mencegah kerusakan hati dan ginjal karena AMA. Namun yang terpenting adalah ICG bisa meningkatkan kelangsungan hidup setelah keracunan.
Peneliti menggunakan sel hati dan tikus untuk mengetahui potensi dari ICG dalam mengurangi efek racun. Namun penelitian tetap dilanjutkan untuk memastikan manfaat ICG pada manusia.
Nah jadi itulah tadi beberapa fakta unik tentang jamur death cap, jamur paling memetikan di dunia.
BACA JUGA:3 Resep dan Cara Mengolah Makanan yang Berbahan Dasar Buah Durian, Yuk Simak Disini!
Terus simak KORANLINGGAUPOS.ID yang akan menyajikan informasi-informasi bagi pembaca setia.
Atau bisa ikuti melalui disaluran WhatsApp KORANLINGGAUPOS.IDdanpesan siar WhatApp di KORANLINGGAUPOS.ID.
Lalu bisa juga ikuti Telegram di KORANLINGGAUPOS.ID
Semoga apa yang telah disampaikan baik berita maupun artiket ini bisa bermanfaat.(*)